CONTOH KASUS STRESS DI TEMPAT KERJA  

Posted by: Unknown

Seratusan buruh yang mengusung puluhan bendera dan spanduk serta pamflet berisikan tuntutan serta desakan terhadap Pemprov dan DPRD Kalbar tentang perbaikan nasib mereka. Sementara Ketua Kadinda Kalbar, pengusaha Budiono Tan, dan beberapa perusahaan dikecam para buruh. Salah satu tuntutan massa buruh ditujukan kepada Ketua Kadin Kalbar agar mencabut pernyataannya tentang pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan buruh-buruh pertambangan, terkait jika diberlakukannya Peraturan Menteri ESDM No 07/2012. Tidak jelas bagaimana bentuk tuntutan serta pernyataan para buruh anggota KSBSI tersebut, namun mereka ingin kejelasan bagaimana soal PHK para buruh pertambangan di Kalbar. Sejauh ini belum tersiar kabar adanya perusahaan yang membredel atau membubarkan serikat pekerja. Namun para demonstran meminta pembredelan terhadap serikat buruh dihentikan. Terkait hal tersebut, KSBSI Kalbar mendesak adanya peraturan daerah (perda) tentang ketenagakerjaan di provinsi ini.
Problem yang paling sering dihadapi buruh industri adalah PHK tanpa pesangon akibat perusahaan mengabaikan kewajibannya. Karena itu KSBSI Kalbar mendesak penuntasan kasus-kasus PHK dan ketenagakerjaan yang masih menggantung. Aksi protes yang dilakukan parah buruh di Kalimantan Barat. Aksi tersebut dilakukan karena mereka ingin mencabut tuntutan Ketua Kadin mengenai pernyataannya tentang pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan buruh-buruh pertambangan. Selain itu juga, para demonstran menginginkan pembubaran serikat buruh diberhentikan.
Kesimpulan :
Berdasarkan kasus tersebut menunjukkan bahwa para buruh mengalami stres sehingga mengekspresikannya dalam bentuk demonstrasi seperti itu. Stres itu sendiri merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual manusia. Stres juga dapat diartikan sebagai suatu persepsi terhadap situasi atau kondisi fisik lingkungan sekitar (Palupi 2003). Penyebab dilakukannya tindakan anarkis tersebut berdampak psikologis, yakni berdasarkan salah satu teori dasar motivasi hierarki kebutuhan oleh Abraham Masslow yakni yang merupakan teori motivasi yang terdiri dari 5 macam kebutuhan diantaranya fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. (Masslow, 1993). Akibat pemutusan hubungan kerja tersebut, para pekerja tidak dapat memenuhi 5 kebutuhan dasar tersebut, salah satunya kebutuhan fisiologi yakni berupa kebutuhan pangan, sandang dan papan. Diberhentikannya mereka, membuat para pekerja tidak dapat memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu, juga kebutuhan akan penghargaan juga tidak dapat terpenuhi, karena pekerjaan yang mereka lakukan tidak dihargai dengan diberhentikannya mereka secara sepihak. Kasus ini juga dapat dikaitkan berdasarkan teori Herzberg, yang merupakan teori dua faktor yakni para pekerja dalam melakukan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama diantaranya adalah faktor pemeliharaan dan faktor motivasi. Kasus ini lebih ke dalam faktor motivasi, karena para buruh tersebut tidak lagi mendapatkan kebijakan yang baik dari perusahaan melainkan mereka mendapatkan kebijakan yang tidak adil yakni PHK. Para buruh yang mengetahui bahwa dirinya akan di PHK secara sepihak merasa tidak adil karena mereka sudah bekerja tapi tidak dihargai hasil kerja sampai di PHK secara sepihak. 

ARTIKEL STRESS  

Posted by: Unknown

Benarlah, bahwa hidup di hari-hari akhir zaman ini bagai memegang bara api. Alangkah panas dan terasa tak sanggup menggenggamnya erat-erat. Hampir tiap kita mengetahui, bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara. Dan tentu alangkah dungu bila seorang musafir justru terlena di tempat persinggahan menghabiskan bekal dan bersantai-santai riya, sementara tujuan utama yaitu negeri akhirat terlupakan begitu saja.
Ya.. kita memang tersibukkan oleh aktivitas dunia sedari membuka mata di pagi buta hingga menutup mata kembali di malam gelap gulita. Letih sekali rasa hati. Dunia saat dikejar, makin kita berlari, makin ia menghindar. Maka retweet untuk do’a syahdu Abu Bakar r.a., “ Yaa Allah, jadikanlah dunia ini di tanganku, dan jadikan akhirat di hatiku”. Hal ini mengisyaratkan Abu Bakar mengerti bahwa dunia tak boleh menguasai hatinya. Ia tak boleh diperalat oleh dunia. 
Hingga suatu ketika berkatalah Mu’awiyah r.a., “Abu Bakar adalah orang yang berpaling dari dunia dan dunia pun berpaling dari dirinya. Adapun Umar, dialah orang yang tak sudi pada dunia, tapi dunia datang bersimpuh menghiba di kakinya. Adapun kita adalah para pemburu dunia, yang kadang memperolehnya dan kadang ia pun luput dari kita.”
            Benar.. berbicara tentang dunia, tak akan temukan titiknya. Oleh karenanya, agar tidak meluas, memanjang dan melebar. Mari berbicara tentang hal spesifik dari dampak disibukkannya seseorang oleh dunia.. penyakit psikis ini kita sebut STRESS.
Penyakit ini sangat sering ditemui. Ia sederhana, tapi adalah hasil dari berbagai pikiran negatif yang kompleks. Ia tak pilih sesiapa untuk diakrabi. Tak terkecuali para dokter, psikolog atau mahasiswa seperti kami sekalipun. Saat merasa sesak nafas, tenggorokan seperti ditekan, jantung berdebar dan kaki terasa lemas. Jangan dulu membayangkan berbagai penyakit kronis. Mungkin, kita sedang dijangkit stress.
            Seperti kisah lucu satu ini yang benar-benar terjadi pada penulis sebulan lalu. Saat laporan observasi dan wawancara terasa menghantui dan mengejar-ngejar dalam mimpi, agaknya yang galau memang bukan penulis seorang diri, tapi ini stress masal anak Psikologi tingkat 3 Gunadarma ^^ penulis sendiri telah berhari-hari tidur tak teratur, sesekali mulai merasa sesak di dada, tenggorokan seperti di tekan, dan kaki terasa lemas berhari-hari. Hingga akhirnya penulis memutuskan untuk pergi ke Puskesmas, setelah diperiksa dan ditanya oleh dokter mengenai keluhan yang dirasa, keluarlah pertanyaan akhir sekaligus diagnosa dokter “mbak lagi stress ya?”. Maakkk jleebbb!!! :D
Ahh.. teringatlah pada kekata Ust. Fauzil Adhim “memang saat stress menyapa kadang kala kita butuh spasi atas rutinitas sehari-hari yang terus memacu kita untuk berlari, kita perlu mengambil jarak sejenak dari kesibukan yang membuat jiwa dan badan kita penat. Ada saat-saat ketika kita harus menemukan keheningan disaat bertambahnya berbagai ambisi, namun tidak menambah kedamaian dan ketenangan di hati kita. Ada saat-saat ketika kita perlu berdiam diri sejenak di saat bertambahnya kesibukan kita, justru semakin menyibukkan hati dan pikiran kita dari hiruk pikuknya dunia yang sesak. Ada saat-saat ketika kita perlu bertanya tentang iman kita dengan memerhatikan amalan kita”.
Maka ketika stress menghantui, mari lirik lagi kepada ambisi, cita, mimpi, idealisme diri dan pekerjaan yang kita geluti. Adakah ia jalan tuk mencari ridho-Nya? Adakah Allah motivasinya? Adakah surga akhirnya? Bila memang iya, tentu hanya dengan mengingatNya hati menjadi tenang :')

Dan ketika telah temukan jawab dari berbagai tanya diatas, perbaikan diri makin tak henti, ketenangan membersamai aktivitas tiap hari, dunia tak lagi di hati, Allah muara di tiap mimpi, dan tentunya stress dihadapi dengan solusi Islami. ^^

STRESS  

Posted by: Unknown

A.           1.      Definisi Stress
Menurut Wahjono (2010) stress adalah kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu berat akan mengancam kemampuan seseorang dalam mengahadi lingkungannya. Gejala-gejala stress biasanya sering marah, tidak dapat rileks, agresi, tidak kooperatif dan pelariannya adalah minum alkohol, merokok secara berlebihan, bahkan narkoba.
Menurut Robbins (2006) dalam Wahjono (2010) stress merupakan kondisi dinamik yang didalamnya individu mengalami peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkan dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tepatnya penting. Stress dapat dilihat dari sisi negatif maupun dari sisi positif. Dari sisi posisitf, stress merupakan peluang bila stress menawarkan potensi perolehan dalam bentuk meningkatnya kinerja. Robbins menyebut beberapa konsekuensi dari stress yang juga dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat stress dalam organisasi. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat stress tersebut yaitu (1) gejala fisiologis, (2) gejala psikologis, (3) gejala perilaku.
2.      Sumber-sumber Stress
Ada beberapa faktor yang dididentifikasi sebagai potensi sumber stress Menurut Wahjono (2010) yaitu:
a. Faktor Lingkungan. Ketidakapstian lingkungan mempengaruhi perancangan struktur organisasi, ketidakpastian juga mempengaruhi tingkat stress dikalangan para karyawan dalam sebuah organisasi. Bentuk-bentuk ketidakpastian lingkungan ini antara lain, ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politik, ketidakpastian tekhnologi, dan ketidakpastian keamanan.
b.  Faktor Organisasi. Beberapa faktor organisasi yang menjadi potensi sumber stress antara lain:
1)   Tuntutan tugas dalam hal desain pekerjaan individu, kondisi kerja, dan tata letak kerja fisik.
2) Tuntutan peran yang berhubungan, dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam sebuah organisasi.
3) Tuntutan antar pribadi, yang merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain seperti kurangnya dukungan sosial.
4)  Sruktur organisasi yang menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan dimana keputusan itu diambil.
5)  Kepemimpinan organisasi yang terkait dengan gaya kepemimpinan atau manajerial dari eksekutif senior organisasi.
c.  Faktor Individu. Menyangkut dengan faktor-faktor dalam kehidupan pribadi individu. Faktor tersebut antara lain persoalan keluarga, ekonomi, dan kepribadian.
3.      Pendekatan Stress
a.   Pendekatan Individu
Banyak orang tidak mengelola waktunya dengan baik. Hal-hal yang harus mereka selesaikan dalam hari atau pekan tertentu seharusnya selesai jika mereka mengelola waktu dengan baik. Beberapa prinsip pengelolaan waktu yang lebih dikenal dengan: (1) membuat daftar harian dari kegiatan yang mau diselesaikan, (2) memprioritaskan kegiatan menurut penting dan urgensinya, (3) menjadwalkan kegiatan menurut perangkat prioritas, dan (4) mengethaui daur harian dan menangani bagian yang paling menuntut dari pekerjaan. Pelatihan fisik nonkompetitif seperti aerobik, berjalan, jogging, berenang dan bersepeda telah lama direkomendasikan oleh para dokter sebagai suatu cara untuk menangani tingkat stress yang berlebihan. Bentuk latihan fisik ini meningkatkan kapasitas jantung, menurunkan laju detak jantung, memberikan suatu pengalihan mental dari tekanan kerja dan menawarkan suatu cara untuk melepas energy. Individu dapat melatih diri untuk mengurang ketegangan lewat tekhnik pengenduran seperti meditasi, hipnosis, dan umpan balik hayati (biofeedback).
b.   Pendekatan Organisas
        Penerapan pendekatan ini dalam sebuah perusahaan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu adanya perbaikan mekanisme seleksi personil dan pendekatan kerja, pengunaan penetapan sasaran yang realitis, adanya perancangan ulang pekerjaan yang dapat memberikan karyawan kendali yang besar dalam pekerjaan yang mereka tekuni, adanya peningkatan keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan, adanya perbaikan komunikasi organisas yang dapat mengurangi ambiguitas peran dan konflik peran, dan penegakkan program kesejahteraan korporasi yang memusatkan perhatian ppada keseluruhan kondisi fisik dan mental karyawan.


SUMBER: Wahjono, S. I. (2010). Perilaku Organisasi.Yogyakarta: Graha Ilmu.

KEKUASAAN  

Posted by: Unknown

1.   Definisi Kekuasaan
Kekuasaan (power) menurut Wahjono (2010) adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain dengan tujuan mengubah sikap atau tingkah laku individual atau kelompok dalam organisasi. Menurut Yuki dan Wexley (2005) kekuasaan (power) dapat didefinisikan sebagai kapasitas mempengaruhi perilaku orang lain. Seseorang mempunyai kekuasaan sepanjang terus dapat mempengaruhi tak peduli apakah usaha-usaha dilakukan itu benar-benar mempunyai pengaruh. Menurut Robbins (1996) kekuasaan (power) mengacu pada suatu kapasitas yang dimiliki A untuk mempengaruhi perilaku B, sehingga B melakukan sesuatu yang mau tidak mau harus dilakukan.
2.    Sumber-sumber Kekuasaan
Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2007) ada dua kategori kekuasaan dalam organisasi yaitu kekuasaan interpersonal dan struktural.  Dalam setiap kategori terdapat beberapa sumber kekuasaan yang spesifik.
a.    Kekuasaan Interpersonal
Dalam sebuah karya klasik mengenai manajemen dan perilaku organisasi, John French dan Bertram Raven mengajukan 5 sumber interpersonal  dari kekuasaan:
1) Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power). Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya dalam organisasi. Kekuasaan legitimasi, atau sering juga disebut kekuataan posisi berasal dari jabatan yang diduduki orang tersebut. Artinya, organisasi mengizinkan individu yang memegang jabatan tertentu untuk mempengaruhi dan memerintah individu-individu lainnya. Kekuasaan formal inilah yang kita sebut sebagai otoritas (otority).
2) Kekuasaan Imbalan (Reward Power). Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan pada pengikutnya yang menaati perintah. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung penggunaan kekuasaan legitimasi. Bila para bawahan menganggap imbalan yang ditawarkan cukup berharga (seperti pengakuan pemberian tugas yang menarik, kenaikan gaji, kesempatan untuk mengikuti program latihan, dll) mereka akan menyanggupi perintah, permohonan dan arahan. Mesti demikian perlu dicatat bahwa imbalan yang tidak memiliki nilai bagi individu tidak akan mempengaruhi perilaku.
3)   Kekuasaan Koersif (Coercive Power). Kebalikan dari kemampuan memberi imbalan yaitu kekuasaan untuk menghukum. Para pengikut atau bawahan Anda mungkin taat kepada Anda semata-mata karena takut. Seorang manajer bisa menghambat promosi atau mengkritik bawahanyang menunjukkan kinerja buruk. Praktik seperti itu, dan rasa takut yang ditimbulkannya, adalah bentuk kekuasaan koersif. Tentu saja, seseorang tidak perlu berada dalam posisi otoritas untuk menerapkan kekuasaan koersif.
4)  Kekuasaan Keahlian (Export Power). Ketika seseorang memiliki keahlian khusus yang sangat dihargai dalam sebuah organisasi. Para ahli atau pakar dalam suatu bidang tertentu bahkan dapat memiliki kekuasaan meskipun posisi formal mereka dalam organisasi sesungguhnya rendah. Kekuasaan keahlian adalah karakteristik personal, sedangkan kekuasaan legitimasi, kekuasaan imbalan, dan kekuasaan koersif adalah kekuasaan yang diberikan oleh organisasi.
5)  Kekuasaan Referensi (Referent Power). Adalah kekuasaan yang didasarkan pada identifikasi bawahan dengan seorang atasan. Seseorang yang memiliki karisma dikagumi karena karakteristik yang dia miliki. Kekuasaan karisma seseorang merupakan salah satu indikasi kekuasaan referensi. Karisma adalah istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan sosok politikus, artis, ataupun atlet. Meski demikian, beberapa manajer dianggap karismatik oleh bawahannya.
b.      Kekuasaan Struktural
Setiap organisasi memiliki struktur yang khas, dan karenanya, kekuasaan didistribusikan dengan cara-cara yang berbeda. Organisasi-organisasi yang memiliki lapisan manajemen yang beragam dan struktur organisasi yang hierarkis mungkin memiliki distribusi kekuasaan yang mencolok (artinya, manajer-manajer tingkat atas memiliki kekuasaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan para manajer dibawahnya). Ada beberapa bentuk kekuasaan struktural lain, yang berasal dari sumber daya, pengambilan keputusan, dan informasi.
1)  Sumber Daya. Kanter memberikan argumentasi yang kuat bahwa kekuasaan bersumber dari (1) akses terhadap sumber daya, informasi, dan dukungan, (2) kemampuan mendapatkan kerja sama yang dibutuhkan guna menyelesaikan tugas. Kekuasaan terjadi ketika seseorang memiliki jalur yang terbuka ke sumber daya uang, sumber daya manusia, tekhnologi, material, pelanggan, dan sebagainya. Dalam organisasi, sumber daya yang vital diturunkan melalui jalur hierarki.
2) Kekuasaan Pengambilan Keputusan. Sejauh mana pengaruh seorang individu atau sebuah subunit terhadap pengambilan keputusan mengindikasikan jumlah kekuasaan yang dimiliki orang atau subunit itu. Seorang individu atau sebuah subunit yang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi jalannyaproses pengambilan keputusan, mempengaruhi alternatif- alternatif yang perlu dipertimbangkan, dan mempengaruhi kapan keputusan diambil.
3)  Kekuasaan Informasi. Pengetahuan dianggap oleh beberapa pakar sebagai suatu hal yang jauh lebih bermakna dibanding apapun dalam struktur organisasi. Pengetahuan didefinisikan sebagai sebuah kesimpulan analisis yang disarikan dari data informasi. Data mencakup fakta-fakta, angka-angka statistik, dan hal-hal yang spesifik. Informasi adalah konteks dimana data diletakkan.

Sumber:

  •   Ivancevich, J. M., Konopaske, R., dan Matteson, M. T. (2007). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Edisi ketujuh. Jilid 2. Diterjemahkan oleh: Dharma Yuwono, S.Psi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  •    Robbins, S. P. (1996). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontrovesi, Aplikasi. Jilid 2. Diterjemahkan oleh: Dr. Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prenhallindo.
  •      Wahjono, S. I. (2010). Perilaku Organisasi.Yogyakarta: Graha Ilmu.
  •    Yuki, G. A. dan Wexley, K. N. (2005). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Cetakan ketiga. Diterjemahkan oleh: Drs. Muh. Shobaruddin. Jakarta: Rineka Cipta.

INOVASI TALAS  

Posted by: Unknown


Talas, apasih yang kalian tahu tentang talas? Yah talas itu merupakan tumbuhan penghasil umbi, populer ditanam terutama di wilayah Indonesia bagian barat. Talas mirip dengan taro namun menghasilkan umbi yang lebih besar. Nama latin dari talas yaitu Colocasia esculenta.


Daun talas berbentuk perisai yang besar. Dulu, sewaktu kecil saya pernah memakai daun talas ini untuk digunakan sebagai pelindung kepala bila hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang menjadikannya kedap air karena air akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun.
Umbi talas dapat diolah dengan dikukus, direbus, atau digoreng setelah dipotong-potong kecil atau biasa kita kenal dengan keripik talas atau stick talas. Nah daun talaspun dapat dipakai sebagai pembungkus. Daun talas juga dapat dimakan dan dijadikan pembungkus makanan yang dikenal sebagai buntil.
Semakin maju dan berkembangnya zaman, masyarakat semakin pintar dan kreatif dalam melakukan sesuatu. Sehingga banyak ide-ide dan inovasi baru muncul. Dan inovasi tersebut dipergunakan masyarakat untuk mengolah suatu hal yang lama menjadi suatu hal yang lebih baru dan menarik. Talas memiliki banyak manfaat, namun masyarakat enggan untuk memperhatikan. Karena hal tersebut banyak masyarakat prihatin, manfaat talas yang begitu besar tidak dihiraukan oleh masyarakat. Sehingga masyarakat memutar otak, bagaimana cara memunculkan inovasi, agar masyarakat sadar betapa besar manfaat talas. Inovasi tersebut juga dipergunakan masyarakat untuk mengolah kembali aneka olahan dari talas. Contoh-contoh hasil olahan dari talas adalah sebagai berikut:

1.      Es Krim Talas

Kreasi usaha kecil menengah memang tidak ada dan tidak akan pernah ada matinya. Usaha dengan memanfaatkan bahan yang tersedia cukup banyak lah yang kemudian akan menjadi usaha yang dapat menghidupi diri sendiri dan keluarga. Salah satu usaha kecil menengah dan sangat inovatif adalah usaha es krim talas.


Talas adalah salah satu bahan pokok yang dapat kita dapatkan dengan mudah. Mencari produsen atau membudidayakannya sendiri tidak akan membutuhkan modal yang besar. Selain itu inovasi talas menjadi ide usaha masih terbilang sangat jarang. Dengan memanfaatkan image talas yang dianggap tidak memiliki manfaat yang banyak dapat menjadikan bisnis es talas ini sangat menarik minat konsumen untuk mencobanya.
Usaha es krim talas ini telah booming sejak beberapa tahun yang lalu, namun cita rasa es krim talas masih tetap mendapat minat dari para konsumen. Sensasi dingin dan manisnya rasa es krim yang ditawarkan, menjadikan pelanggan dari berbagai kalangan masih terus berdatangan. Saat ini pun tercatat mulai banyak pebisnis yang melakukan inovasi demi bersaing di pasaran. Persaingan yang sehat ini menuntut kita untuk terus berusaha menyajikan produk terbaik.
Tingginya kandungan protein, karbohidrat, lemak, kalsium, dan vitamin pada umbi talas menjadi manfaat yang dapat kita jadikan branding sendiri. Tidak heran jika produk es krim talas ini disukai mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa sebagai pilihan menu dessert yang bercitarasa lezat dan bertekstur lembut.
Untuk konsumen sendiri terbilang masih cukup mudah karena posisi negara kita yang berada di daerah tropis menjadikan suhu yang cukup panas. Es krim talas tentu dapat menjadi pesaing baru bagi es krim atau minuman dingin lainnya yang telah lebih dahulu familiar di kalangan masyarakat. Dengan bahan yang tidak begitu mahal untuk di dapatkan, tertarik kah anda untuk mencoba usaha ini?
Tertarik ingin memakannya? Atau membuatnya? Saya punya resepnya untuk membuat es krim talas yang enak dan nikmat ini. Silahkan dilihat :)
Alat dan bahan es krim talas:
1.      250 g talas kukus, haluskan
2.      250 ml santan dari 1/2 butir kelapa
3.      100 g gula pasir
4.      25 g tepung maizena
5.      1/2 sendok teh garam
6.      3 lembar gelatin rendam, peras, tim sampai larut
7.      150 g krim bubuk
8.      300 ml air es
9.      1/4 sendok teh esens pasta
10.  5 tetes pewarna merah muda
Cara membuat es krim talas:
1.      Kocok krim bubuk, air es, esens pasta, dan pewarna merah muda sampai setengah mengembang.
2.      Selanjutnya dinginkan adonan yang telah di kocok sebelumnya dalam lemari es.
3.      Blender talas dan santan sampai lembut.
4.      Masukkan gula pasir, tepung maizena, dan garam ke dalam adonan talas.
5.      Masak adonan talas sambil diaduk sampai mendidih dan kental.
6.      Tambahkan larutan gelatin dan aduk rata. 
7.      Selagi hangat masukkan sedikit demi sedikit ke kocokan krim sambil dikocok perlahan.
8.      Terakhir bekukan dalam freezer.

Kita bisa melakukan inovasi se-kreatif mungkin untuk mendapatkan produk yang dapat bersaing di pasaran. Tekuni usaha anda untuk menghasilkan hasil yang maksimal.

2.      Kue Mangkok Talas Ungu

Kue mangkok talas hmm kelihatannya enak bukan? Memang sangat enak sekali. Ini inovasi dari talas menjadi salah satu makanan atau cemilan. Kue mangkok talas ini dapat dinikmati dengan secangkir teh hangat di pagi hari atau sore hari, bisa juga dimakan saat-saat sedang santai atau acara keluarga seperti arisan.

Lalu bagaimana membuatnya? Nah saya menemukan resep kue mangkok talas, silahkan lihat :)

Bahan A:
·         20gr tepung terigu protein rendah
·         35ml air
·         1sdt ragi instan

         Bahan B:
·         100gr gula pasir
·         150gr talas kukus, haluskan
·         1btr telur
·         130gr tepung terigu protein rendah
·         85ml santan cair hangat (dari santan instan)
·         ½sdt garam
·         2 tetes pewarna ungu½sdt pasta talas

Cara Membuat:
a. Bahan A: aduk rata tepung terigu, air dan ragi. Diamkan 30 menit.
b. Bahan B: campur gula dan talas, uleni sampai gula hancur.
c. Tambahkan telur dan bahan A. Uleni rata, masukan tepung terigu dan santan hangat bergantian serta garam. Uleni rata.
d. Tuang sisa santan hangat dan kocok mixer speed rendah dengan menggunakan spiral selama 15 menit.
e. Tambah pewarna ungu dan pasta talas. Diamkan 45 menit.
f. Panaskan cetakan muffin (aku pakai kertas cupcake) yang telah dioles minyak tipis2 dan dipanaskan dalam kukusan selama 10 menit.
g. Tuang adonan setinggi cetakan.
h. Kukus 20 menit dengan api besar sampai matang.
i. Sajikan

Mudah bukan? Selamat mencoba yaaaaaaaah :)

3.      Lapis Talas Bogor

Banyak kota di Indonesia yang menjadi tujuan bagi orang-orang berburu kuliner serta bertamasya, diantaranya adalah Bogor. Berjarak sejauh 50 KM dari Jakarta, kota ini menjadi tujuan akhir pekan bagi para keluarga serta pemburu kuliner, sebut saja oleh-oleh khasnya yang terbuat dari inovasi roti seperti roti unyil, dan baru-baru ini macaroni panggang serta berbagai bolu, namun penganan yang sebenarnya sangat sering ditemui di Bogor dari dulu adalah Talas, umbi ini menjadi ikon kuat kota Bogor.
Nah tahukah kalian mengenai Lapis Talas Bogor yang sedang booming ini? Rizka Wahyu Romadhona menangkap talas sebagai ikon Bogor yang potensial untuk dikembangkan. Menggabungkan dengan pengangan khas Surabaya berupa Lapis Surabaya, mba Rizka pun membuat kue lapis dengan bahan dasar talas sebagai pengganti terigu. Bermodal resep dari Ibunya yang tinggal di Surabaya, mixer milik mertua dan uang sebesar Rp 500.000, ia mulai membuat lapis talas.
Untuk mendongkrak penjualan, mba Rizka ini awalnya menawarkan kerjasama langsung ke beberapa hotel di Bogor namun usaha tersebut tidak menghasilkan apapun. Mba Rizka yang mengenal jaringan pengusaha hotel dan resto karena aktif mengikuti pameran yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, mba Rizka melobi pimpinan perhimpunan pengusaha hotel dan restoran di Bogor. Akhirnya ada hotel yang memberinya kesempatan untuk membuka booth jika ada rombongan yang ingin membeli oleh-oleh.
Ternyata Lapis Sangkuriang dengan inovasi dari bahan talas tersebut banyak disukai oleh rombongan pelancong. 6 bulan dari bulan Juni 2011, mba Rizka membuka gerai pertamanya di Jalan Baru Bogor yaitu pada Desember 2011. Dilansir dari Kompas.com, Lapis Sangkuriang banyak diburu karena memiliki rasa yang enak, tekstur lembut dan harga yang terjangkau.
Usaha Lapis Sangkuriang rupanya berkembang dengan cepat, Rizka sempat kewalahan untuk mengelola saat karyawannya masih berjumlah 60 orang, meskipun mengenyam pendidikan magister bisnis namun ia mengakui bahwa sulit untuk mempraktikkan ilmunya di lapangan. Ia kemudian memakai jasa konsultan bisnis atas saran dari temannya, kini karyawannya sudah berjumlah 114 orang dan memiliki 3 gerai lainnya di Jalan Pajajaran Bogor, Jalan Sholeh Iskandar Bogor dan Jalan raya Puncak Ciawi.
Yang ingin membeli kue lapis ini dibatasi hanya 2 kotak saja perorangnya agar semua pelanggan yang datang kebagian. Namun kadang ini juga dikeluhkan para pelanggan, karena sudah mengantri lama-lama tetapi kue Lapis Talas Bogor ini sudah habis. Saat ke Bogor kalian kehabisan untuk membelinya? Ga usah khawatir, kalian bisa mencobanya di rumah. Ini ada resep untuk membuat kue Lapis Talas Bogor yang enak ini. Silahkan dilihat :)
Bahan:
·         4 butir telur
·         100 gr tepung talas
·         100 gr tepung terigu
·         150 gr gula pasir
·         175 gr margarin, lelehkan
·         50 gr susu bubuk
·         1 ½ sendok teh baking powder
·         ½ sendok teh sari pati talas
·         100 gr krim butter siap pakai
·         100 gr keju parut
Cara membuat:
a. Campur tepung terigu, sari pati talas, susu bubuk, dan baking powder, kemudian ayak dengan menggunakan saringan, sisihkan.
b. Kocok telur dan gula pasir selama 15 menit hingga putih dan mengembang. Masukkan campuran tepung sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata. Tuang margarin, aduk rata.
c.  Tuang adonan hingga setinggi ¼ loyang, ke dalam loyang berukuran 25 cm X 10 cm yang telah diberi alas kertas roti dan diolesi margarin. Kukus selama 15 menit hingga matang, angkat.
d.  Tuang sisa adonan yang telah ditambahkan sari pati talas ke dalam loyang berisi lapisan pertama. Kukus kembali selama 30 menit hingga matang, angkat, dinginkan.
e.   Oles permukaan kue dengan krim butter hingga rata. Taburi dengan parutan keju. Lapis Bogor siap disajikan.

Mudah bukan? Selamat mencoba :)

Kegiatan UKM Kota Bogor  

Posted by: Unknown

Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia bekerjasama dengan Inkubator Bisnis IPB (Incubie) melaksanakan program pembinaan dan pendampingan UKM di wilayah Jawa Barat. Program pendampingan UKM tenant meliputi bimbingan teknis (pelatihan), pendampingan usaha (teknis produksi/pengolahan, manajemen usaha, desain kemasan, dll),  studi banding, penyusunan business plan, fasilitasi ke sumber permodalan, temu bisnis, dan pameran produk.
Para pengusaha yang menjalani proses inkubasi selama 2 sampai 3 tahun ini diharapkan mampu berkembang menjadi pengusaha kelas menengah yang mandiri, berkembang dan berdayasaing.

Untuk meningkatkan omzet penjualan produk UKM binaan, Kementerian Koperasi dan UKM juga memfasilitasi outlet untuk pemasaran bersama produk mereka.  Lokasi outlet  cukup strategis yakni di Jl. Sukasari I No. 12A Bogor.

Grand opening outlet pemasaran dilakukan pada hari Kamis (4 Juli 2013) yang dihadiri oleh, Kepala LPPM IPB, HIPMI, IWAPI,Perbankan dan seluruh anggota KIBI ( koperasi  Incubator Bisnis Indonesia).

Prof. Memen Surahman mengemukakan bahwa outlet ini nantinya akan dikelola oleh Koperasi Inkubator Bisnis Indonesia (KIBI) yang anggotanya tidak lain adalah para UKM  tenant itu sendiri. “Itulah sebabnya mengapa outlet ini diberi nama KIBI MART”, papar Memen.  Kedepan, outlet KIBI MART dapat dikembangkan di lokasi strategis lainnya  sehingga dapat membantu pemasaran produk UKM tenant yang umumnya milik para alumni IPB.

Saat ini  Inkubator Bisnis IPB membina sebanyak 45 UKM di wilayah Jawa Barat baik tenant inwall maupun outwall.  Bidang usaha para tenant tersebut meliputi pengolahan  pangan (62 %), agribisnis (22 %), dan industri kreatif (16 %). Upaya untuk mendongkrak omzet para UKM tenant juga dilakukan dengan sistem pemasaran secara online melalui e-market.
Bagi calon konsumen yang tidak sempat berkunjung ke outlet di Jl. Sukasari Bogor dapat melakukan pemesanan produk UKM tenant tersebut secara online dengan mengunjungi  emarket di http://emarket.incubie.ipb.ac.id. Atau bisa melakukan pemesanan melalui Delivery Service produk KIBI di telp 0251-8661446.

Beberapa produk yang dapat dijumpai di outlet tersebut antara lain gula semut organik “healthy sweet”, sari kulit manggis dan daun sirsak, madu dan propolis, instant  simplisia, coklat praline, yoghurt, bandeng crispy, olahan daging kelinci, brownis singkong, aneka snack, minuman pala, ikan balita, es cendol , bandrek dan bajigur,  serta aneka produk kreatif seperti tas, dompet, aksesoris, souvenir, box/kemasan daur ulang dan lain-lain. (dian/gus)


Lapis Talas Bogor  

Posted by: Unknown


Tumbuh pesat dalam waktu singkat dan punya potensi besar untuk terus berkembang. Itulah yang menonjol dari bisnis Lapis Bogor Sangkuriang yang dibangun oleh Rizka Wahyu Romadhona (29), yang mengantarnya menjadi Pemenang I Lomba Wanita Wirausaha Mandiri Femina 2013. Di balik kelezatan kue lapis yang kini sedang laris manis itu, ada kerja keras, visi, dan kerapian manajemen yang dibangun sehingga mampu membawa bisnis ke tingkat yang lebih tinggi. 


Naluri Bisnis Manajer Telco 
Siang itu, outlet Lapis Bogor Sangkuriang di Jalan Pajajaran Bogor, terlihat penuh sesak oleh pengunjung. Yang mengherankan, meski dikatakan stok habis dan baru akan ada lagi pada pukul 14.00, pengunjung tak beranjak dari toko. Meski untuk itu harus menunggu hingga sejam. “Memang  tiap hari ramai begini,” ujar Rizka, pemilik usaha lapis Bogor. 



Apa yang unik dari kue lapis Bogor ini hingga diburu sedemikian rupa? Kue lapis berwarna kuning dan ungu bertabur keju ini memang lezat dan lembut. Uniknya lagi, dibuat menggunakan tepung talas sebagai bahan utamanya. 



Seperti kita ketahui, talas merupakan bahan pangan yang banyak dijumpai di Kota Bogor. Rizka juga mengemas bisnisnya sebagai oleh-oleh khas Bogor, dengan kemasan boks yang didesain khusus dan premium. Dalam kemasannya dicantumkan lokasi pariwisata di Bogor, untuk lapis Bogor edisi Green Tea, bahkan menyertakan peta Bogor di dalamnya. 



Siapa sangka, wanita yang terjun di bisnis kuliner ini adalah lulusan Teknik Elektro, Institut Teknologi  Sepuluh November (ITS), Surabaya. Lulus kuliah, Rizka sempat berkarier di industri telekomunikasi di bidang electrical engineering. Jabatan terakhirnya sebagai project manager. “Sejak dulu saya sudah sering jualan. Apa saja yang bisa dijual, seperti baju. Lalu, sewaktu masih kerjakantoran, saya jualan bakso,” kenang wanita kelahiran Surabaya, 15 Juni 1984, ini. 



Dari pesanan demi pesanan yang dilakoninya sembari kerja 9 to 5, Rizka yang merintis bisnis bersama suaminya, Anggara Kasih Nugroho Jati (29), sesama almamater ITS,  pun mulai berhitung. “Kalau dijalani free time saja sudah bisa punya penghasilan lumayan, apalagi kalau diseriusin,” begitu pikirnya. Ia pun mantap resign untuk menjalani bisnis bakso. 



Selain membuka booth dengan ukuran 2x3 meter di pusat perbelanjaan, Rizka juga menjadi supplier bakso untuk gerai-gerai bakso. Namun sayang, setelah sekitar 3 tahun berjalan, omzet bisnisnya terus menurun setelah mitranya satu per satu menutup gerai. Rizka pun terpaksa menutup bisnisnya. 



Ia juga harus menanggung kerugian sampai harus menjual mobil, motor operasional, dan menunggak pembayaran angsuran rumah hingga empat bulan.
Dalam kondisi kepepet, Rizka dan suaminya memutar otak untuk merintis bisnis baru. Akhirnya terpikirlah untuk melirik bisnis oleh-oleh. Di mata Rizka, Bogor adalah kota wisata yang potensial. Bisa dipastikan, tiap akhir pekan jalanan di Puncak selalu dipadati kemacetan. Ini adalah salah satu peluang besar untuk digarap. 



“Karena saya dari Surabaya, saya sangat terkesan dengan lapis Surabaya. Lalu terpikirlah untuk membuat lapis Bogor,” ujar Rizka, yang mengaku sebetulnya tak pandai memasak. Sejak itu, Rizka pun menimba resep kue lapis dari ibunya, dan belajar keras untuk mempraktikkannya.
  
Ide membuat lapis sudah didapat. Selanjutnya, Rizka mengkreasikan lapisnya dengan mencari bahan baku lokal yang bisa diangkat. “Banyak sekali bahan pangan khas Bogor, ada peyeum, talas, juga ubi cilembu. Kami mencoba mengangkat talas,” tutur Rizka, yang memulai bisnisnya dengan modal Rp500.000 dan mixer mertua. 



Efisiensi dan Inovasi
Mengenalkan sebuah produk kuliner baru ke masyarakat adalah sebuah pe-ertersendiri. Konsumen pertama Rizka adalah tetangga, teman-teman terdekat, serta kelompok pengajian. Selain pesanan dari teman, Rizka juga gigih memasarkan lapisnya ke instansi pemerintah. 



Rizka memahami, sebagai pebisnis pemula, sangat penting untuk merintis jejaring. Ia pun sering mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh instansi pemerintah. Dari relasi itu, ia bisa masuk ke jejaring Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Rizka pun mendapat izin untuk membuka booth di hotel atau restoran kawasan Puncak yang sedang mengadakan diklat ataumeeting



Rizka  juga mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) untuk memperbaiki desain kemasan. Sampai kemudian, Rizka bisa membuka gerai sendiri, pada Desember 2011, di Jl. Sholeh Iskandar, Bogor. Kini, Lapis Bogor Sangkuriang punya dua outlet lain, yakni di Jl. Pajajaran, dan Rumah Makan Raffles di kawasan Puncak, Bogor. 



Ketika buka pertama kali, nama lapis Bogor masih awam bagi konsumen. Awalnya mereka hanya mengenal lapis legit atau lapis Surabaya. "Kami mengenalkan lapis Bogor dari talas kepada publik,” ujar Rizka, yang merasa senang sebab lama-kelamaan warga Bogor punya rasa memiliki terhadap produknya.
Pada saat bisnisnya makin menanjak, tantangan Rizka berikutnya adalah pengelolaan SDM. Tak sedikit karyawan yang direkrutnya merupakan anak-anak putus sekolah. Menurut Rizka, persentase anak jalanan, lulusan SD dan SMP yang menjadi karyawannya mencapai 77%. Sisanya adalah lulusan SMK dan ibu rumah tangga. “Kami ingin memberdayakan masyarakat sekitar yang memiliki potensi, namun tidak dapat berkarya di perusahaan formal karena   faktor pendidikan,” ujar Rizka.  



Sulitnya mengatur pekerja ini membuat Rizka sempat kelimpungan dan nyaris menutup bisnisnya. Atas saran teman, ia pun memutuskan untuk menggunakan jasa konsultan guna membenahi manajemen. Hasilnya, ternyata tak hanya membantu dalam hal manajemen SDM, tetapi juga berhasil mengelola kelangsungan produksi.  



Ungkapan bahwa guru terbesar adalah pengalaman, dialami sendiri oleh Rizka. “Kami mulai membenahi organisasi dengan membuat SOP (standard operating procedures), matriks kompetensi karyawan, dan KPI (key performance indicator) untuk karyawan. Semua kami lakukan dari pengalaman bisnis bakso,” ujar Rizka, yang tengah menyusun tesis untuk S-2 Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB).  



Pengalamannya sebagai karyawan yang pernah berada di posisi manajer, mengajarkan bagaimana mengatur orang. Selain pembenahan manajemen dan membangun budaya kerja yang kondusif bagi 114 karyawannya, Rizka juga menerapkan efisiensi di semua bagian. 



“Segala sesuatu ada catatannya. Misalnya,  tiap kelebihan keju 1 gram, dikali harga kejunya sudah berapa. Kalau kami tidak punya catatan seperti itu, tidak akan bisa terdeteksi,” tutur Rizka, yang memegang prinsip ‘Believe is good but check is better’ dalam mengawasi kinerja karyawannya.
  
Keahliannya di bidang electrical engineering  tidak sia-sia. Ia bisa merancang sendiri pelistrikan dan pengaturan daya untuk pabrik barunya. Begitu juga dengan keahliannya membuat program komputer, Rizka bisa merancang sendirisoftware khusus untuk customer service.  



Pelajaran lain yang diterapkannya, Rizka berusaha tak menggunakan modal pinjaman untuk membesarkan usaha. “Dulu, kami diajari mencari modal menggunakan kartu kredit. Tapi, akibatnya malah terbelit sendiri. Tiap hari dikejar debt collector. Sekarang, semua ekspansi usaha murni menggunakan uang dari hasil keuntungan,” ujar Rizka, yang sekarang enggan menggunakan modal pinjaman, kecuali lewat KPR untuk outlet atau pabrik.
  
Dari skala rumahan, sekarang produksinya sudah mencapai 4.300 kotak per hari, dengan harga per kotak antara Rp25.000 - Rp30.000. Dari modal Rp500.000, sekarang omzetnya mencapai miliaran rupiah per bulan. Itu pun belum memenuhi permintaan pasar yang amat tinggi. Itulah sebabnya, ia masih membatasi pembelian, maksimal 5 kotak per orang, bahkan hanya 2 kotak di akhir pekan. “Pagi buka langsung habis, baru ada lagi pukul 14.00. Masih ada jeda waktu konsumen tidak bisa kebagian,” kata Rizka, menyayangkan.  



Sudah menjadi hukum alam, bisnis yang sukses akan selalu diikuti olehcompetitor. Kini sudah ada 8 kompetitor follower lapis Bogor. “Dari pelayanan dan kualitas produk, saya berani bersaing," tutur Rizka, yang produknya sudah mengantongi sertifikat halal dan P-IRT (Produksi Pangan Industri Rumahan).

Bekerja sama dengan IPB, ia juga mengembangkan produknya agar lebih sehat, tanpa bahan pengawet dan terjaga kehigienisannya. Rizka pun menargetkan kapasitas produksi hingga 12.000 boks per hari di tahun ini.


Sumber: