Artikel mengenai Stres Negatif  

Posted by: Unknown

Setiap kehidupan manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing. Segala hal yang telah kita jalani dalam mengarungi kehidupan di dunia ini pasti dilewati dengan berbagai macam cobaan hidup, mulai dari cobaan yang ringan hingga yang berat. Kunci dari keberhasilan dalam melewati itu semua sebenarnya hanyalah kesabaran.  Terkadang apabila kita tak kuasa atau merasa tidak mampu dalam menghadapi setiap cobaan yang datang mungkin kita akan mengalami kecemasan, keraguan hingga tidak percaya diri dengan diri kita sendiri. Semua orang pasti pernah mengalami hal itu tidak terkecuali saya. Hal seperti itu pernah saya alami salah satunya saat sedang mengikuti tes renang saat masih duduk dibangku SMP kelas VII. Sejujurnya saat itu saya belum terlalu bisa berenang, pada itu saya dan teman-teman sedang berenang di kolam yang dalamnya 1,8m lalu pada suatu ketika saya terdorong oleh teman saya ke tengah kolam padahal sebelumnya saya berada di pinggir kolam melihat teman-teman saya yang sudah mahir berenang. Pada saat kejadian saya cukup merasa panik, secara terus-menerus saya melompat dari dasar kolam supaya tetap bisa muncul ke permukaan dan meminta tolong kepada teman saya hingga akhirnya saya bisa meraih punggung teman saya dan memintanya untuk membawa saya ke pinggir kolam. Apa yang saya alami saat itu membuat saya trauma tersendiri untuk berenang di kolam yang dalam. Mungkin ini saya alami terus hingga SMA kelas X tapi di waktu ini saya mulai bisa menghilangnya ketakutan saya untuk tidak di kolam yang dalam. Di beberapa kesempatan renang yang di adakan oleh guru olahraga, saya mulai untuk memberanikan diri untuk berenang di kolam yang dalam namun tetap saja saya belum berani berenang di area tengah kolam, saya hanya berada di sekitaran pinggir agar dapat memudahkan saya apalagi sewaktu-waktu terjadi sesuatu dengan saya. Bagi saya ini adalah sebuah tekanan yang belum bisa saya hilangkan sepenuhnya sejak duduk di bangku SMP dulu namun saya tetap akan berusaha untuk menghilangkan tekanan tersebut.

Artikel mengenai Stres Positif  

Posted by: Unknown

Dalam menjalani kehidupan ini tentunya kita seorang manusia yang sebagai makhluk sosial tentunya pernah mengalami atau dihadapi oleh berbagai macam masalah, mulai dari masalah kecil hingga masalah besar, namun semua itu dapat kita atasi apabila diri kita dapat mengatasi setiap permasalahan yang kita hadapi dengan benar, setuju? Oke, jadi pengalaman saya terkait dengan stres yang menghasilkan dampak positif itu saya alami saat berada di jenjang perkuliahan. Bagaimanakah awal terjadinya? Awal mulanya itu ketika di semester 3, saat nilai IPK saya kembali mengalami penurunan dari semester 2. Dengan menghadapi situasi yang sedang saya alami seperti ini membuat saya berfikir “ada apa dengan prestasi belajar saya sekarang?”. Padahal cara belajar saya masih sama dengan semester-semester sebelumnya namun setelah saya merenungkan atas semua kejadian yang sudah saya lewati selama ini, memang konsentrasi belajar saya agak mengalami penurunan dan saya juga harus menyesuaikan diri dengan situasi kelas baru karena ini adalah semester 3 dimana semua mahasiswa akan diatur secara acak untuk menempati kelas baru yang berbeda dari sebelumnya. Awal melihat nilai IPK saya mengalami  penurunan, saya memang cukup stres dan terus-menerus memikirkan hal itu hingga ada bayangan bagaimana jika di semester selanjutnya nilai IPK saya mengalami penurunan kembali? Jelas sekali saya tidak mau mengalami hal ini kembali dan mungkin semua orang pun sependapat dengan saya. Hari demi hari saya mulai menyikapi kejadian ini dengan pikiran yang tenang dan mencari jalan keluar agak kejadian ini tidak saya alami kembali. Dari sini saya mulai termotivasi untuk memperbaiki cara belajar saya dalam perkuliahan di setiap harinya, mulai dari lebih memperhatikan materi yang diberikan dosen, mencatat setiap materi supaya bisa dipelajari ulang dirumah, dan menjalin komunikasi yang baik dengan teman di kelas supaya saya bisa dengan mudah untuk saling bertukar ilmu dengan teman-teman dikelas. Pada akhirnya saat UTS semester 4 kali ini. Segala usaha yang telah saya niatkan dan saya lakukan tersebut mulai dapat saya rasakan manfaatnya walaupun saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada nilai IPK saya nanti saat keluar di akhir semester 4 ini. Di UTS kali ini ada sebanyak 8 mata kuliah yang diujikan dan saya bersyukur sekali karena semuanya bisa kerjakan dengan baik, lancar, dan tidak terlalu banyak menemui banyak kendala. Sungguh ini berbeda dengan ujian-ujian di semester sebelumnya yang kala itu saya masih kurang baik, kurang lancar, dan juga masih sering menemui banyak kendala dalam mengerjakan soal-soal ujian. Dan kini saya bisa menyimpulkan bahwa dari tekanan yang saya alami sebelumnya akibat menurunnya nilai IPK ini, apabila saya menyikapinya dengan kepala dingin maka saya dapat mengubahnya menjadi sebuah hal yang positif sebagai motivasi pembangkit semangat belajar kedepannya agar apa yang telah saya alami sebelumnya itu tidak terulang kembali. Dan dibalik semua itu pasti ada dorongan dari orang-orang terdekat saya yang turut memberikan masukan dan terus menyemangati saya. Saya sangat bersyukur bisa mempunyai mereka karena tanpa mereka saya tidak bisa berjalan sendiri untuk menggapai apa yang ada pada saya saat ini.

STRESS (3)  

Posted by: Unknown

7.   Penyebab Stres atau Stressor
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan  terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari  kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja,  dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Istilah stressor diperkenalkan pertama kali oleh Selye (dalam Rice, 2002). Menurut Lazarus &  Folkman (1986) stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi  udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi  sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu  ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.
Menurut Lazarus & Cohen (1977), tiga tipe kejadian yang dapat menyebabkan  stres yaitu:
a.    Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari  seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.
b.   Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau  kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti  kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan  masalah pribadi lainnya.
Ditambahkan Freese Gibson (dalam Rachmaningrum, 1999) umur adalah salah  satu faktor penting yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur  seseorang, semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh  faktor fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan  seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat dan mendengar.

Pengalaman kerja juga mempengaruhi munculnya stres kerja. Individu yang  memiliki pengalaman kerja lebih lama, cenderung lebih rentan terhadap tekanantekanan dalam pekerjaan, daripada individu dengan sedikit pengalaman (Koch &  Dipboye, dalam Rachmaningrum,1999). Selanjutnya masih ada beberapa faktor  lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres, yaitu kondisi fisik, ada tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe kepribadian tertentu  (Dipboye, Gibsin, Riggio dalam Rachmaningrum, 1999).



Sumber:  Munandar, Ashar Sunyoto. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:Universitas Indonesia
http://www.psychologymania.com/2012/06/ciri-ciri-kepribadian-ekstrovert-dan.html
http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.html
edukasi.kompasiana.com/2012/.../psikologi-perkembangan-465465.html
http://www.naqsdna.com/2011/01/meditasi-mengendalikan-level-stress.html

STRESS (2)  

Posted by: Unknown

5.      Reaksi Stress: Flight or Fight
Reaksi terhadap stress seringkali diungkapkan dengan berbagai bentuk perilaku, atau bagaimana manusia tersebut menyikapi stress, tentulah sebagai pribadi yang sehat, akan menyikapinya dengan menghadapi dan berusaha menyelesaikannya, bukan sebagai looser, yang ia menghindar dan menjauhinya yang justru dimasa yang akan datang bisa muncul kembali masalah yang sama
6.      Teknik Penenangan Pikiran
a.       Meditasi
Semadi atau meditasi adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari. Makna harfiah meditasi adalah kegiatan mengunyah-unyah atau membolak-balik dalam pikiran, memikirkan, merenungkan. Arti definisinya, meditasi adalah kegiatan mental terstruktur, dilakukan selama jangka waktu tertentu, untuk menganalisis, menarik kesimpulan, dan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk menyikapi, menentukan tindakan atau penyelesaian masalah pribadi, hidup, dan perilaku.
Dengan kata lain, meditasi melepaskan kita dari penderitaan pemikiran baik dan buruk yang sangat subjektif yang secara proporsional berhubungan langsung dengan kelekatan kita terhadap pikiran dan penilaian tertentu. Kita mulai paham bahwa hidup merupakan serangkaian pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya yang secara intuitif mulai kita lepaskan.Dalam keadaan pikiran yang bebas dari aktivitas berpikir, ternyata manusia tidak mati, tidak juga pingsan, dan tetap sadar.
Konsentrasi adalah aspek utama dari teknik-teknik meditasi. Dengan konsentrasi kita berusaha mengendalikan kegiatan berpikir, mengendalikan kecenderungan pikiran kita untuk melamun, untuk berpindah dari gagasan satu ke gagasan yang lain. Untuk memudahkan kita ketika berkonsentrasi yang perlu kita lakukan ialah memusatkan pikiran pada satu hal, satu kata, satu ungkapan yang kita ulang terus menerus selama waktu tertentu.
Meditasi menyebabkan adanya relaksasi fisik. Pada saat yang sama meditator mengendalikan secara penuh penghayatannya dan mengendalikan emosi, perasaan dan ingatan. Pikiran menjadi tenang, badan berada dalam keseimbangan.
Guru terbaik untuk meditasi adalah pengalaman. Tidak ada guru, seminar, atau buku-buku meditasi yang dapat mengajarkan secara pasti bagaimana seharusnya kita melakukan hidup bermeditasi. Setiap orang dapat secara bebas memberikan nilai-nilai tersendiri tentang arti meditasi bagi kehidupannya. Oleh karena hanya dengan mempraktekkan semadi dalam hidup, orang bisa merasakan manfaat suatu perjalanan semadi. Ada banyak arti tentang semadi, di antaranya adalah:
1.      Jalan untuk masuk dalam kesadaran jiwa.
2.      Jalan untuk introspeksi diri.
3.      Jalan untuk berkomunikasi dengan sang pencipta.
4.      Jalan untuk mengubah hidup.
5.      Jalan untuk meraih ketenangan batin.
b.      Autogenik
Relaksasi autogenik adalah relaksasi yang ditimbulkan sendiri. Teknik ini berpusat pada gambaran-gambaran berperasaan tertentu yang kemudian terkait kuat dalam ingatan, sehingga timbulnya kenangan tentang peristiwa yang akan menimbulkan pula penghayatan dari gambaran perasaan yang sama.
Pelatihan relaksasi autogenik berusaha mengaitkan penghayatan yang menenangkan dengan peristiwa yang menimbulkan ketegangan, sehingga badan kita terkondisi untuk memberikan penghayatan yang tetap menenangkan meskipun menghadapi peristiwa yang sebelumnya menimbulkan ketegangan.
c.       Neuromuskular
Pelatihan relaksasi neuromuscular adalah satu program yang terdiri dari latihan-latihan sistematis yang melatih otot dan komponen-komponen saraf yang mengendalikan aktivitas otot.
Individu diajari untuk secara sadar mampu merelaksasikan otot sesuai dengan kemauannya setiap saat. Untuk itu perlu dikembangkan kesadaran perasaan pikiran tentang bagaimana rasa relaks adn mempelajari bagaimana perbedaanya jika sedang tegang.

STRESS (1)  

Posted by: Unknown

1.      Pengertian Stress
Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang.  Dalam bahasa sehari–hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang  menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Menurut Lazarus & Folkman  (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik  dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial  membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk  mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun  psikologis (Chapplin, 1999). Selain itu, stres diterangkan sebagai suatu istilah yang  digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau  kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada  organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya.  (McGrath, dan Wedford dalam Arend dkk, 1997)

Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
a)      Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor.
b)      Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
c)      Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.

2.      Faktor-faktor yang menimbulkan stress:
a.      Kepribadian
1)      Intovert dan Ektrovert
Ciri-ciri kepribadian ekstrovert dan introvert secara umum adalah ambivalen (bertentangan). Pada tahun 1962 Isabel Myers meringkas buku tipe psikologi Jung dan bersama ibunya Katharyn Briggs membuat alat tes Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) yang bertujuan untuk membuat sebuah psikotes, yang dapat menggolongkan manusia sesuai dengan teori Jung, sekaligus merumuskan teori Jung untuk penggunaan praktis (dalam Ambarita, 2004).
                  Berdasarkan MBTI (dalam Kevin, 1993) dapat diuraikan ciri-ciri tipe kepribadian Jung tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Ciri Kepribadaian Ekstrovert :
·            Senang berbicara
·            Mudah menjalin hubungan dengan orang lain
·            Mudah mengekspresikan perasaan
·            Senang melakukan pembicaraan dengan orang lain
·            Aktif dan enerjik
·            Lebih banyak berbicara daripada mendengar
·            Mudah untuk mengekspresikan pendapat tentang suatu hal
·            Senang memberi pendapat secara aktif dari pada hanya memikirkan saja
Ciri Kepribadian Introvert :
·         Senang berdiam diri
·         Lebih senang berpikir
·         Suka menarik diri
·         Berhenti sejenak jika sedang merasa ragu-ragu
·         Suka mengekpresikan dengan cara lain jika ingin mendeskripsikan sesuatu
·         Sering menahan rasa senang, sedih di dalam hati
·         Menyatakan diri secara perlahan-lahan
·         Lebih memilih menahan ide didalam pikiran sendiri
·         Sering menahan emosi
2)      Fleksibel
Tipe orang yang feksibel adalah mereka yang selalu tepat mengkondisikan diri, dimana mereka ada, mudah menyesuaikan diri, luwes, dan tidak kaku. Mudah bergaul dengan lingkungan tetapi tetap memiliki idealisme.
3)      Over activity/agresif
Pribadi yang over activity adalah mereka yang terlalu agresif dalam menuangkan segala suasana hati, bahkan sampai berlebihan dalam menghadapi kondisi lingkup sosial.

3.      Kecakapan
Pribadi yang sehat tentu memiliki kecakapan dalam menyesuaikan diri, tidak hanya sekedar itu ia memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan sehat, berkualitas, dan tidak kaku dalam segala kondisi. Penyesuaian diri yang baik serta mampu beradaptasi dengan lingungan secara cepat.

4.      Nilai dan kebutuhan:
a.       Sosialisasi ; bagaimana manusia atau pribadi bersosialisasi dan beriteraksi dengan masalah sebagai sesuatu kebutuhan sebagai mahluk sosial yang membutuhkan orang lain, dalam menyelesaikan masalah, gotong royong dan sebagainya.
b.      Adaptasi : manusia tentu harus beradaptasi dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan atau agar ia bisa diterima dalam lingkungan kemasyarakatan.
c.       Internalisasi