PSIKOANALISA
Posted
A.
Konsep
Utama Terapi Psikoanalisa
1.
Struktur
Kepribadian
a) Id
Kepribadian seseorang
hanya terdiri dari id ketika dilahirkan. Id merupakan tempat bersemayamnya
naluri-naluri.
b) Ego
Ego memiliki kontak
dengan dunia eksternal dari kenyataan, ego adlah eksekutif dari kepribadian
yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur.
c) Superego
Superego adalah cabang
moral atau hukum dari kepribadian. Superego adalah kode moral individu yang
urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah.
2.
Pandangan
Sifat Manusia
Pandangan Freudian
tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanisti, dan
reduksionitik, menurut Freud, manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan
irasional, motivasi-motivasi tak sadar, kebutuhan-kebutuhandan
dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-peristiwa
psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
3.
Kesadaran
dan Ketidaksadaran
Kesadaran merupakan
bagian terkecil dari keseluruhan jiwa. Seperti gunung es yang mengapung yang bagian
terbesarnya berada di bawah permukaan air, bagian jiwa yang terbesarnya berada
di bawah permukaan air, bagian jiwa yang terbesar berada di bawah permukaan
kesadaran. Ketidaksadaran itu menyimpan pengalaman-pengalaman, ingatan-ingatan,
dan bahan-bahan yang direpresi.
4. Kecemasan
Kecemasan adalah suatu
keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Fungsinya adalah
memperingatkan adanya ancaman bahaya, yakni sinyal bagi ego yang akan terus
meningkat jika tindakan-tindakan yang layak untuk mengatasi ancaman bahaya itu
tidak diambil. Ada tiga macam kecemasan, yaitu: kecemasan realistis, kecemasan neurotic, kecemasan moral.
5.
Mekanisme
Pertahanan Ego
Mekanisme-mekanisme
pertahanan ego membantu individu mengatasi kecemasan dan mencegah terlukanya
ego.
Tujuan
terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter individual
dengan jalan membuat kesadaran yang tidak disadari di dalam diri klien. Proses
terapeutik difokuskan dengan pada upaya mengalami kembali pengalaman masa
kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau direkonstruksi, dibahas,
dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepribadian. Terpi
psikoanalitik menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketidaksadaran
diketahui. Pemahaman dan pengertian intelektual memiliki arti penting, tetapi
perasaan-perasaan dan ingatan-ingatan yang berkaitan dengan pemahaman lebih
tinggi lagi.
B.
Unsur-unsur
Terapi
1.
Munculnya
Gangguan
Terapis berusaha
memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari klien, untuk
lebih mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis
memperkuat kondisi psikis dari diri klien, sehingga apabila klien mengalami
gangguan yang serupa, diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi
dengan cepat.
2.
Tujuan
Terapi Psikoanalisis
a. Membentuk
kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak
disadari didalam diri klien.
b. Fokus
pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.
3.
Peran
Terapis
a. Membantu
klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan
hubungan personal dalam menangani kecemasan realistis.
b. Membangun
hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar dan menafsirkan.
c. Terapis
memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien.
d. Mendengarkan
kesenjangan-kesenjangan dan pertentangan-pertentangan pada cerita klien.
C.
Teknik
Terapi
Dalam terapi
psikoanalitik dikenal teknik dasar,
diantaranya:
1.
Asosiasi
Bebas
Suatu metode
pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi
yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatik di masa lampau, yang dikenal
dengan sebutan katarsis. Katarsis hanya menghasilkan peredaan sementara atas
pengalaman-pengalaman menyakitkan yang dialami klien, katarsis mendorong klien
untuk menyalurkan sejumlah perasaannya yang terpendam, dan karenanya meratakan
jalan bagi pencapaian pemahaman.
2.
Penafsiran
Penafsiran adalah suatu
prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi,
resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi. Prosedurnya terdiri atas
tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien
makna-makna tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi
bebas, resistensi-resistensi dan oleh hubungan terapeutik itu sendiri.
3.
Analisis
Mimpi
Analisis mimpi adalah sebuah
prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tidak disadari dan memberikan
kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan.
Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, dan perasaan-perasaan yang
direpresi muncul ke permukaan. Freud memandang mimpi-mimpi sebagai “jalan
istimewa menuju ketidaksadaran”, sebab melalui mimpi-mimpi itu hasrat-hasrat,
kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan yang tak disadari, diungkapkan.
4.
Analisis dan
penafsiran resistensi
Resistensi, senuah konsep yang
fundamental dalam praktek psikoanalitik, adalah sesuatu yang melawan
kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari.
Freud memandang resistensi sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien
sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan
meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan-dorongan dan perasaan-perasaannya
yang direpresi itu.
5.
Analisis dan
penafsiran transferensi
Analisis transferensi adalah teknik
yang utama dalam psikoanalisis sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali
maa lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman
atas sifat dari fiksasi-fiksasi dan deprevasi-deprevasinya, dan menyajikan
pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhadap kehidupannya sekarang.
Daftar Pustaka
Corey, G. (2013). Teori dan praktek konseling
dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Gunarsa, S. D.
(2012). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: Penerbit Libri
This entry was posted
on 12.17
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
.