A.
Teori Perkembangan menurut Erik
Erikson
Konsep Dasar Kepribadian Erikson
Erik Erikson adalah seorang psikolog
yang merupakan murid dari Sigmund Freud seorang tokoh psikoanalitik. Erikson
mengambil psikoanalitik sebagai dasar teorinya namun ia mengikut sertakan
pengaruh-pengaruh sosial individu dalam perkembangannya. Berbeda dengan Freud
yang berpendapat bahwa pengalaman masa kanak-kanak, terutama di lima tahun
awal, yang mempengaruhi kepribdian seseorang ketika dewasa. Erikson berpendapat
bahwa masa dewasa bukanlah sebuah hasil dari pengalaman-pengalaman masa lalu
tetapi merupakan proses kelanjutan dari tahapan sebelumnya.
Erik Erikson membantah ide Freud
yang mengatakan bahwa identitas sudah ditentukan dan terbentuk sejak
kanak-kanak, pada usia lima atau enam tahun. Erikson berpendapat bahwa
pembentukan identitas merupakan proses yang berlangsung seumur hidup.
Manusia adalah makhluk yang unik dan
menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha
untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan
oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila
gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk
sosial, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan
interpersonal positif .
Konsep dasar kepribadian manusia
menurut Erik Erikson tidak hanya dipengaruhi oleh keinginan/dorongan dari dalam
diri individu, tapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar, seperti adat, budaya,
dan lingkungan tempat dimana kepribadian individu berkembang dengan menghadapi
serangkaian tahapan-tahapan sejak manusia lahir (bayi) hingga memasuki usila
lanjut usia (masa dewasa akhir).
Konsep
Dasar Kepribadian Erikson
Erik
Erikson adalah seorang psikolog yang merupakan murid dari Sigmund Freud seorang
tokoh psikoanalitik. Erikson mengambil psikoanalitik sebagai dasar teorinya
namun ia mengikut sertakan pengaruh-pengaruh sosial individu dalam
perkembangannya. Berbeda dengan Freud yang berpendapat bahwa pengalaman masa
kanak-kanak, terutama di lima tahun awal, yang mempengaruhi kepribdian
seseorang ketika dewasa. Erikson berpendapat bahwa masa dewasa bukanlah sebuah
hasil dari pengalaman-pengalaman masa lalu tetapi merupakan proses kelanjutan
dari tahapan sebelumnya.
Erik
Erikson membantah ide Freud yang mengatakan bahwa identitas sudah ditentukan
dan terbentuk sejak kanak-kanak, pada usia lima atau enam tahun. Erikson
berpendapat bahwa pembentukan identitas merupakan proses yang berlangsung
seumur hidup.
Manusia
adalah makhluk yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling
berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, untuk mencapai
kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif.
Konsep
dasar kepribadian manusia menurut Erik Erikson tidak hanya dipengaruhi oleh
keinginan/dorongan dari dalam diri individu, tapi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor luar, seperti adat, budaya, dan lingkungan tempat dimana
kepribadian individu berkembang dengan menghadapi serangkaian tahapan-tahapan
sejak manusia lahir (bayi) hingga memasuki usila lanjut usia (masa dewasa
akhir).
Struktur Kepribadian
Seperti yang telah dibahas
sebelumnya bahwa Erikson dalam mengembangkan teorinya mengambil dasar dari
teori psikoanalitik Freud, namun Erik Erikson tidak sependapat dengan
Freud yang mengatakan bahwa reaksi masa dewasa adalah hasil dari
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, khususnya di usia 5 sampai 6 tahun
awal.
Menurut Erikson, lingkungan di mana
anak hidup sangat penting untuk memberikan pertumbuhan, penyesuaian, sumber
kesadaran diri dan identitas. Erik Erikson percaya bahwa setiap manusia
berjalan melalui sejumlah tahap untuk mencapai pembangunan penuhnya, berteori
delapan tahap, bahwa manusia melewati dari lahir sampai mati.
Erikson berpendapat bahwa
kepribadian manusia tidaklah didorong oleh energi dari dalam, melainkan untuk
merespon rangsangan yang berbeda-beda, misalnya indvidu dalam kehidupannya
perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Erikson egolah yang
mengembangkan segala sesuatunya. Misalnya kemampuan individu, keadaan dirinya,
hubungan sosialnya dan penyaluran minatnya. Seorang individu haruslah memiliki
ego yang sehat dan kuat guna merespon kondisi lingkungan sebagai salah satu
proses beradaptasi.
Erikson menguraikan tahap genital
Freud menjadi remaja dan menambahkan tiga tahap dewasa. Janda Joan Serson
Erikson menguraikan pada model sebelum kematiannya, menambahkan tahap
kesembilan (umur tua) itu, dengan mempertimbangkan harapan hidup meningkat di
budaya Barat. Erikson adalah Neo-Freudian, digambarkan sebagai seorang psikolog
ego mempelajari tahap pembangunan yang mencakup seluruh siklus hidup. Setiap
tahap Erikson pengembangan psikososial ditandai oleh konflik, untuk yang
resolusi sukses akan menghasilkan hasil yang menguntungkan, misalnya,
kepercayaan vs ketidakpercayaan dan oleh sebuah peristiwa penting, konflik ini
terselesaikan sendiri.
Konsep
Dasar Kepribadian Erikson
Erik
Erikson adalah seorang psikolog yang merupakan murid dari Sigmund Freud seorang
tokoh psikoanalitik. Erikson mengambil psikoanalitik sebagai dasar teorinya
namun ia mengikut sertakan pengaruh-pengaruh sosial individu dalam
perkembangannya. Berbeda dengan Freud yang berpendapat bahwa pengalaman masa
kanak-kanak, terutama di lima tahun awal, yang mempengaruhi kepribdian
seseorang ketika dewasa. Erikson berpendapat bahwa masa dewasa bukanlah sebuah
hasil dari pengalaman-pengalaman masa lalu tetapi merupakan proses kelanjutan
dari tahapan sebelumnya.
Erik
Erikson membantah ide Freud yang mengatakan bahwa identitas sudah ditentukan
dan terbentuk sejak kanak-kanak, pada usia lima atau enam tahun. Erikson
berpendapat bahwa pembentukan identitas merupakan proses yang berlangsung
seumur hidup.
Manusia
adalah makhluk yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling
berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, untuk mencapai
kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif.
Konsep
dasar kepribadian manusia menurut Erik Erikson tidak hanya dipengaruhi oleh
keinginan/dorongan dari dalam diri individu, tapi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor luar, seperti adat, budaya, dan lingkungan tempat dimana
kepribadian individu berkembang dengan menghadapi serangkaian tahapan-tahapan
sejak manusia lahir (bayi) hingga memasuki usila lanjut usia (masa dewasa
akhir).
Struktur
Kepribadian
Seperti
yang telah dibahas sebelumnya bahwa Erikson dalam mengembangkan teorinya
mengambil dasar dari teori psikoanalitik Freud, namun Erik Erikson tidak
sependapat dengan Freud yang mengatakan bahwa reaksi masa dewasa adalah
hasil dari pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, khususnya di usia 5 sampai 6
tahun awal.
Menurut
Erikson, lingkungan di mana anak hidup sangat penting untuk memberikan
pertumbuhan, penyesuaian, sumber kesadaran diri dan identitas. Erik Erikson
percaya bahwa setiap manusia berjalan melalui sejumlah tahap untuk mencapai
pembangunan penuhnya, berteori delapan tahap, bahwa manusia melewati dari lahir
sampai mati.
Erikson
berpendapat bahwa kepribadian manusia tidaklah didorong oleh energi dari dalam,
melainkan untuk merespon rangsangan yang berbeda-beda, misalnya indvidu dalam
kehidupannya perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Erikson egolah
yang mengembangkan segala sesuatunya. Misalnya kemampuan individu, keadaan
dirinya, hubungan sosialnya dan penyaluran minatnya. Seorang individu haruslah
memiliki ego yang sehat dan kuat guna merespon kondisi lingkungan sebagai salah
satu proses beradaptasi.
Erikson
menguraikan tahap genital Freud menjadi remaja dan menambahkan tiga tahap
dewasa. Janda Joan Serson Erikson menguraikan pada model sebelum kematiannya,
menambahkan tahap kesembilan (umur tua) itu, dengan mempertimbangkan harapan
hidup meningkat di budaya Barat. Erikson adalah Neo-Freudian, digambarkan
sebagai seorang psikolog ego mempelajari tahap pembangunan yang mencakup
seluruh siklus hidup. Setiap tahap Erikson pengembangan psikososial ditandai
oleh konflik, untuk yang resolusi sukses akan menghasilkan hasil yang
menguntungkan, misalnya, kepercayaan vs ketidakpercayaan dan oleh sebuah
peristiwa penting, konflik ini terselesaikan sendiri.
Proses
Perkembangan Kepribadian
Proses
perkembangan kepribadian menurut Erik Erikson adalah sebuah proses yang
berlangsung sejak masa bayi hingga usia lanjut. Proses perkembangan kepribadian
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (dorongan dari dalam diri)
tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yang ada dilingkungan
dimana individu tumbuh dan berkembang.
Menurut
Erikson, kepribadian (terutama focus Erikson pada identitas) berkembang melalui
8 tahap yang saling berurutan sepanjang hidup.
Tahapan-tahapan
yang dikemukakan oleh Erikson ini menggunakan tahapan perkembangan psikoseksual
Freud sebagai dasar teorinya, hal ini terlihat dari lima tahapan pertama yang
Erikson ajukan memperlihatkan krisis ego yang sama dengan tahapan psikoanalitik
Freud.
Dalam
setiap tahapan, Erikson percaya setiap orang akan mengalami konflik/krisis yang
merupakan titik balik dalam perkembangan. Erikson berpendapat, konflik-konflik
ini berpusat pada perkembangan kualitas psikologi atau kegagalan untuk
mengembangkan kualitas itu. Selama masa ini, potensi pertumbuhan pribadi meningkat.
Begitu juga dengan potensi kegagalan.
Berikut tahapan perkembangan
kepribadian menurut Erikson:
a.
Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)
·
Terjadi
pada usia 0 s/d 18 bulan
·
Tingkat
pertama teori perkembangan psikososial Erikson terjadi antara kelahiran sampai
usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup.
·
Oleh
karena bayi sangat bergantung, perkembangan kepercayaan didasarkan pada
ketergantungan dan kualitas dari pengasuh kepada anak.
·
Jika
anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam
dunia. Pengasuh yang tidak konsisten, tidak tersedia secara emosional, atau
menolak, dapat mendorong perasaan tidak percaya diri pada anak yang di asuh.
Kegagalan dalam mengembangkan kepercayaan akan menghasilkan ketakutan dan
kepercayaan bahwa dunia tidak konsisten dan tidak dapat di tebak.
b.
Otonomi
(Autonomy) VS malu dan ragu-ragu (shame and doubt)
·
Terjadi
pada usia 18 bulan s/d 3 tahun
·
Tingkat
ke dua dari teori perkembangan psikososial Erikson ini terjadi selama masa awal
kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri.
·
Seperti
Freud, Erikson percaya bahwa latihan penggunaan toilet adalah bagian yang
penting sekali dalam proses ini. Tetapi, alasan Erikson cukup berbeda dari
Freud. Erikson percaya bahwa belajar untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang
akan membawa kepada perasaan mengendalikan dan kemandirian.
·
Kejadian-kejadian
penting lain meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan
makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian.
·
Anak
yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara
yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri
sendiri.
c.
Inisiatif
(Initiative) vs rasa bersalah (Guilt)
·
Terjadi
pada usia 3 s/d 5 tahun.
·
Selama
masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia
melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. Mereka lebih
tertantang karena menghadapi dunia sosial yang lebih luas, maka dituntut
perilaku aktif dan bertujuan.
·
Anak
yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang
lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.
·
Mereka
yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan bersalah, perasaan
ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan bersalah yang tidak menyenangkan
dapat muncul apabila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat merasa sangat
cemas.
·
Erikson
yakin bahwa kebanyakan rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa
berhasil.
d.
Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri)
·
Terjadi
pada usia 6 s/d pubertas.
·
Melalui
interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap
keberhasilan dan kemampuan mereka.
·
Anak
yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru membangun perasaan kompeten
dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya.
·
Anak
yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru,
atau teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil.
·
Prakarsa
yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka untuk terlibat dengan
pengalaman-pengalaman baru.
·
Ketika
beralih ke masa pertengahan dan akhir kanak-kanak, mereka mengarahkan energi
mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
·
Permasalahan
yang dapat timbul pada tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah
diri, perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif.
·
Erikson
yakin bahwa guru memiliki tanggung jawab khusus bagi perkembangan ketekunan
anak-anak.
e.
Identity
vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas)
·
Terjadi
pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun
·
Selama
remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun kepakaan dirinya.
·
Anak
dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana
mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan).
·
Anak
dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa
–pekerjaan dan romantisme, misalnya, orangtua harus mengizinkan remaja
menjelajahi banyak peran dan jalan yang berbeda dalam suatu peran khusus.
·
Jika
remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara yang sehat dan positif
untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai.
·
Jika
suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja tidak secara memadai
menjajaki banyak peran, jika jalan masa depan positif tidak dijelaskan, maka
kebingungan identitas merajalela.
·
Namun
bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal, kepekaan
diri, perasaan mandiri dan control dirinya akan muncul dalam tahap ini.
·
Bagi
mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul
rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya.
f.
Intimacy
vs isolation (keintiman vs keterkucilan)
·
Terjadi
selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun)
·
Erikson
percaya tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat
dan siap berkomitmen dengan orang lain.
·
Mereka
yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman.
·
Erikson
percaya bahwa identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan hubungan
yang intim. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang memiliki sedikit
kepakaan diri cenderung memiliki kekurangan komitemen dalam menjalin suatu
hubungan dan lebih sering terisolasi secara emosional, kesendirian dan depresi.
·
Jika
mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam
interaksi dengan orang.
g.
Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan)
·
Terjadi
selama masa pertengahan dewasa (40an s/d 50an tahun).
·
Selama
masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan
keluarga.
·
Mereka
yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa mereka berkontribusi
terhadap dunia dengan partisipasinya di dalam rumah serta komunitas.
·
Mereka
yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak produktif dan tidak terlibat di
dunia ini.
h.
Integrity vs depair (integritas vs putus asa)
·
Terjadi
selama masa akhir dewasa (60an tahun)
·
Selama
fase ini cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu.
·
Mereka
yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma dan
mengalami banyak penyesalan.
·
Individu
akan merasa kepahitan hidup dan putus asa.
·
Mereka
yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan
dan kegagalan yang pernah dialami.
·
Individu
ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
This entry was posted
on 20.54
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
.
thanks ini sangat membantu tugas psikologi saya...
good, danke