Carl G Jung 1
Posted
GAMBARAN
UMUM PSIKOLOGI ANALITIS
Carl
Gustav Jung, mendobrak psikoanalisi ortodoks dan membangun teori kepribadian
yang terpisah yang disebut teori
psikoanalitis. Teori berasumsi bahwa fenomena yang berhubungan dengan
kekuatan gaib atau magis (occult) bisa
dan memang berpengaruh pada kehidupan manusia. Jung percaya bahwa setiap dari
kita termotivasi bukan hanya oleh pengalaman yang ditekan, melainkan juga oleh
pengalaman emosional tertentu yang dipengaruhi oleh para leluhur.
Gambaran-gambaran yang diturunkan (inherited
image) merupakan sesuatu yang disebut Jung sebagai ketidaksadaran kolektif.
Beberapa
elemen dari ketidaksadaran kolektif menjadi sangat berkembang kemudian disebut
sebagai arketipe-arketipe (archetypes).
Pengertian arketipe yang paling meluas adalah gagasan mengenai realisasi diri (self-realization), yang hanya bisa
dicapai dengan adanya keseimbangan antara doronga-dorongan kepribadian yang
berlawanan. Kepribadian setiap orang meliputi introver dan ekstrover, rasional
dan irasional, laki-laki dan perempuan, kesadaran dan ketidaksadaran, serta
didorong oleh kejadian-kejadian di masa lalu yang ditarik oleh harapan-harapan
di masa depan.
BIOGRAFI
Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 juli 1875 di Kesswil,
Swiss. Ia merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, namun kakanya hanya berusia 3
hari, dan seorang adik perempuan yang usianya lebih muda 9 tahun dari jung. Dan
juga memiliki seorang istri yang bernama Emma Rauschenbach, wanita yang
berasalkan dari keluarga swiss yang terpandang, dan memiliki 5 orang anak,
yaitu satu putra dan empat orang putri.
Ayah jung, johanna paul jung, seorang pejabat dalam
pembentukan Gerja Swiss ( Swiss Reformed Church ). Ibunya, Emilie Preiswerk
Jung, adalah anak dari ahli teologi. Empat paman jung dari pihak ayah, dan dua
dari pihak ibu adalah pastor. Jadi, aspek agama dan medis berpengaruh dalam
keluarga ini.
Selama bersekolah, Jung secara bertahap menyadari adanya
dua aspek yang terpisah dari dirinya. Ia menyebut kedua aspek ini sebagai
kepribadian No. 1 dan No. 2. Awalnya, ia melihat kedua kepribadian ini sebagai
bagian dari dunia pribadinya. Akan tetapi, ketika dewasa, Jung menyadari bahwa
kepribadian No. 2 merupaka refleksi dari sesuatu lain selain dirinya--seorang
laki-laki tua lama setelah kematiannya. Jung menulis buku berjudul Memories,
Dreams, Reflection, jung (1961)
Di usia 16-19
tahun, teori kepribadian yang dikemukakannya mengenai kepribadian No. 1
tampil lebih dominan dan secara bertahap "menekan dunia perasaan
intuitif" (repressed the world of
intuitive premonitions). Pada teori Jung mengenai sikap, teori kepribadian
No. 1 adalah orang dengan kepribadian ekstrover danb bisa menerima dunianya
secara objektif. Sedangkan No. 2 adalah orang yang introver dan melihat
dunianya secara subjektif.
Pada tahun 1906, jung dan mulai berkorespondensi.
Sehingga pertemanan mereka menghasilkan Freud menunjuk Jung sebagai ketua
International Psychoanalytic Association yang pertama.
Jung dan Freud pergi ke amerika serikat karena
mendapatkan undangan dari G. Stanley Hall, presiden Universitas Clark, juga
sebagai psikolog pertama di Amerika Serikat untuk menyampaikan serangkaian
kuliah di Universitas Clark, Worcester, Massachusetts. Namun seiring dengan
berjalannya waktu, hubungan personal mereka terpecah karena berbeda pendapat
yang mereka temukan selama di Amerika Serikat. Tidak lama setelah kepulangan
merka dari Amerika Serikat, perbedaan personal dan teoretis diantara mereka
semakin terasa seiring dengan mendinginnya hubungan diantara mereka. Pada tahun
1931, mereka menghentikan korespondensi mereka. Pada tahun selanjutnya, Jung
mengundurka diri dari jabatan ketua International Psychoanalytic Association
dan menarik semua pengikutnya dari Asosiasi tersebut.
Tahun-tahun setelah perpecahannya dengan Freud, Jung
dipenuhi rasa kesepian dan analisis pribadi. Pada desember 1913 sampai 1917, ia
mengalami pengalaman yang paling kuat dan berbahaya, yaitu perjalanan yang
mendalam menuju psike (psyche) ketidak sadarannya sendiri. Namun, pengalaman
ini membuat Jung dapat menciptakan teori kepribadian yang unik dengan memaksa
dirinya melalui perjalanan ke bawah sadarnya dan melakukan interpretasi mimpi
serta imajinasi aktif.
Pada tahun 1944, Jung mengajar psikologi kedokkteran di
Universitas Basel. Akan tetapi, karena kesehatannya memburuk, ia harus
mengundurkan diri di tahun berikutnya. Setelah kematian istrinya di tahun 1955,
ia banyak menghabiskan waktu sendirian sebagai "pria bijak dari
küsnacht". Setelah ia meninggal, reputasi Jung sudah mendunia, tidak hanya
bidang psikologi, tetapi juga bidang filsafat, agama, dan kebudayaan populer.
Dan sampai akhir hayat nya, ia masih merupakan warga negara swiss yang berkarya
di küsnacht.
TINGKATAN
PSIKE
Jung
mendasarkan teori kepribadiannya pada asumsi bahwa pikiran atau psike (psyche), mempunyai level kesadaran dan
ketidaksadaran. Jung menekankan bahwa bagian yang paling pentng dari labirin
ketidaksadaran seseorang bukan berasal dari pengalaman personal, melainkan dari
keberadaan manusia di masa lalu. Konsep ini yang disebut Jung sebaga ketidaksadaran kolektif. Poin pentirng
dari teori Jung adalah kesadaran dan ketidaksadaran personal.
1. Kesadaran
Menurut
Jung, bayangan mengenai kesadaran (conscious)
merupakan hal yang dapat dirasakan oleh ego, sementara elemen ketidaksadaran
tidak ada kaitannya dengan ego. Jung
melihat ego sebagai pusat kesadaran, tetapi bukan merupakan inti (core) dari kesadaran itu sendiri. Ego
bukan keseluruhan dari kepribadian dan harus dipenuhi dengan diri (self). Diri inilah yang merupakan pusat
dari kepribadian yang kebanyakan di antaranya berupa ketidaksadaran diri.
Psikologi Analitis yang dikemukakan oleh Jung lebih menenkankan pada
penjelajahan kesadaran psike seseorang yang menyebabkan ketidakseimbangan
psikologis. Individu yang sehat adalah individu yang dapat berhubungan dengan
dunia kesadarannya dan dapat mengalami ketidaksadaran diri kemudia mencapai individuasi.
2. Ketidaksadaran Personal
Ketidaksadaran
personal (personal unconscious)
merangkum seluruh pengalaman yang terlupakan, ditekan, atau dipersepsikan secara
subliminal pada seseorang. Ketidaksadaran tersebut mengandung ingatan dan
impuls masa silam, kejadian yang terlupakan, serta berbagai pengalaman yang
disimpan dalam alam bawah sadar. Ketidaksadaran kita dibentuk oleh pengalaman
individual.
Ketidaksadaran
personal ini disebut dengan kompleks. Sebuah kompleks merupakan akumulasi dari
kumpulan gagasan yang diwarnai dengan perasaaan. Sebagai contoh, pengalaman
seseorang dengan ibunya akan terkumpulmenjadi sebuah pusat emosi sehingga kata
“Ibu” akan memicu respon emosi yang dapat memblokir laju pemkirannya. Kompleks
secara umum dapat dikategorikan sebagai suatu yang personal, namun kompleks
dapat pula diturunkan dari pengalaman kolektif kemanusiaan seseorang. Pada
contoh ini, mother complex tidak
hanya berasal dari hubungan personal dengan ibunya, tetap juga dipicu oleh
pengalaman seluruh spesies dengan ibunya dan sebagian dibentuk oleh gambaran
seseorang terhadap ibunya.
3. Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran
kolektif (collective unconscious)
sudah mengakar dari masa lalu leluhur seluruh spesies. Pengalaman nenek moyang
terdahulu dengan konsep universal seperti Tuhan, Ibu, Bumi, dan lainnya yang
telah ditransmisikan dalam beberapa generasi sehinngga orang berada dalam suatu
kondisi dan waktu dipengaruhi oleh pengalaman primordial primitive nenek
moyangnya (Jung, 1937/1959). Dengan demikian, isi dari ketidaksadaran kolektif
adalah kurang lebih sama pada seluruh budaya di dunia ini (Jung, 1934/1959).
Isi
dari ketidaksadaran kolektif ini memengaruhi pikiran, emosi, dan tindakan
seseorang. Ketidaksadaran kolektif bertanggung jawab terhadap kepercayaan
terhadap agama, mitos, serta legenda. Hal tersebut memunculkan “impian besar”,
yaitu mimpi yang memiliki arti di luar jangkauan impian seseorang dan dipenuhi
dengan kepentingan manusia pada setiap waktu dan tempat (Jung, 1948/1960b).
Ketidaksadaran
kolektif tidak merujuk pad aide yang diturunkan tetapi lebih kepada
kecenderungan kuat manusia untuk bereaksi dengan cara tertentu pada saat
pengalaman mereka menstimulasikan kecenderungan turunana secara biologis.
Sebagai contoh, seorang ibu muda akan merasakan secara langsung cinta dan
saying terhadap anakanya yang baru lahir walaupun sebelumnya ia pernah
merasakan perasaan negatif atau biasa saja terhadap bayi semasa kandungan.
Kecenderungan untuk merespons ini merupakan bagian dari potensi diri seorang
wanita. Manusia seperti halnya hewan, datang ke dunia ini dengan sifat turunan
yang telah ditentukan sebelumnya untuk dapat beraksi dan bereaksi dengan cara
tertentu jika pengalamannya menyentuh sisi biologisnya ini. Sebagai contoh,
seorang pria yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang wanita
mungkin akan sangat terkejut dengan perasaannya sendiri. Meskipun tidak seperti
wanita ideal yang ada dalam kesadarannya namun tetap saja ada sesuatu dalam
dirinya yang membuatnya tertarik pada wanita itu. Jung mengatakan bahwa
ketidaksadaran kolektif pria itu yang mengandung impresi-impresi biologis pada
seorang wanita yang kemudian berperan ketika pria ini melihat wanita yang
dicintainya.
Jung
mengatakan bahwa manusia mempunyai kecenderungan yang diturunkan dan jumlahnya
sama dengan situasi tipikal dalam kehidupan manusia. Pada mulanya, manusia “terbentuk tanpa isi, mewakili
kemungkinan adanya tipe persepsi atau tindakan tertentu” (Jung, 1937/1959,
hlm.48).
4. Arketipe
Arketipe
(archetype) adalah bayangan-bayangan
leluhur atau arkaik (archaic) yang datang
dari ketidaksadaran kolektif. Arketipe sama dengan kompleks karena mereka
merupakan kumpulan bayangan-bayangan yang diasosiasikan dan diwarnai dengan
sangat kuat oleh perasaan. Perbedaan kompleks dengan arketipe adalah kompleks
merupakan komponen ketidaksadaran personal yang individuasi, sedangkan arketipe
merupakan konsep yang umum dan muncul dari isi ketidaksadaran kolektif.
Arketipe
harus dibedakan dari insting, jung
(1948/1960a) mendefinisikan insting sebagai ketidaksadaran impuls fisik pada
tindakan, sedangkan arketipe adalah pasangan psikis dari sebuah insting.
Arketipe dan insting dibentul secara tidak sadar dan keduanya berperan dalam
membentuk kepribadian.
Arketipe
itu sendiri tidak dapat muncul sendiri, tetapi ketika aktif muncul dalam
beberapa bentuk, kebanyakan muncul dalam bentuk mimpi, fantasi, dan delusi. Selama
pertengahan kehidupannya, Jung mengalami banyak mimpi arketipe dan fantasi. Ia
sering kali memunculkan fantasinya dengan membayangkan dirinya menuju luar
semester (cosmic abbys) yang sangat
dalam. Pada saat tersebut, ia dapat merasakan bayangan dan mimpinya,. Kemudian,
ketika ia mulai memahami bahwa bayangan mimpi dan bentuk fantasinya adalah
arketipe, pengalaman-pengalaman ini menjadi sangat bermakna dan sama sekali
baru (Jung, 1961).
Mimpi
merupakan sumber utama material arketipe. Beberapa mimpi diajukan Jung sebagai
bukti dari keberadaan arketipe. Jung percaya bahwa halusinasi pada pasien
psikotik juga merupakan bukti dari arketipe universal (Bair, 2003).
Jung
membedakan ketidaksadaran kolektif menjadi dorongan otonomi yang disebut
arketipe, masing-masing dengan kehidupan dan kepribadiannya. Meskipun banyak
arketipe yang muncul dalam bayangan yang lazim, namun hanya sebagian yang
sampai pada titik di mana bayangan itu bisa dikonseptualisasikan. Hal yang
menjadi catatan penting dari konsep yang diajukan Jung adalah persona,
bayangan, anima, animus, ibu agung (great
mother), orang tua bijak (wise old
man), pahlawan (hero), dan diri (self).
·
Persona
Persona adalah sisi
kepribadian yang ditunjukkan orang kepada dunia. Jung percaya bahwa setiap
manusia teribat dalam peranan tertentu yang dituntut ole social. Misalnya,
seorang fisikawan diharapkan untuk untuk mengadopsi karakteristik dari “beside manner”, seorang politikus
diharapkan menampilkan muka penuh keyakinan untuk memenangkan kepercayaan dan
suara masyarakat, serta seorang aktor diharapkan memamerkan gaya hidupnya
sesuai dengan keinginan publik (Jung, 1950/1959).
Jika kita terlalu dekat
dengan persona, maka kita akan membangun ketidaksadaran mengenai individualitas
dan dibatasi dalam proses mencapai realisasi
diri. Benar bahwa kita harus diterima oleh masyarakat, tetapijika kita
terlalu indentik dengan persona, amaka kita akan kehilangan sentuhan inner self dan cenderung untuk memenuhi
harapan sosial. Agar menjadi sehat secara psikologis, Jung percaya bahwa kita
harus bisa memepertahankan bahwa kita harus bisa mempertahankan keseimbangan
antara harapan sosial dengan bagaimana kepribadian kita sebenarnya. Agar kita
dapat melupakan persona seseorang adalah dengan cara mengurangi tingkat
kepentingan harapan sosial, tetapi untuk tidak menyadari individuaalitas
terdalam seseorang adalah dengan menjadi boneka masyarakrat (Jung, 1950/1959).
·
Bayangan
Bayangan (shadow) merupakan arketipe dari
kegelapan dan represi menampilkan kualitas-kualitas yang tidak kita akui
keberadaannya serta berusaha disembunyikan dari diri kita sendiri dan orang
lain. Bayngan mengadung kecenderungan keberatan moral sama dengan sejumlah
kualitas konstruktif dan kreatif yang juga tidak ingin kita hadapi (Jung
1951/1959a).
Jung bersikeras bahwa
sepenuhnya kita harus bertahan secara berkelanjutan untuk mengetahui bayangan
kita dan ini merupakan pencarian dari ujian
keberanian yang pertama. Lebih mudah memproyeksikan sisi gelap kepribadian
kita pada orang lain, dengan melihat kejelekan dan sifat jahat pada orang lain
yang tidak ingin kita lihat pada diri sendiri. Untuk dapat menguasai kegelapan
dalam diri kita adalah dengan mencapai “realisasi bayangan”. Orang yang tidak
ernah menyadari bayangannya, tidak mempunyai kekuasaan dan mengarah pada
kehidupan tragis dan secara terus-menerus berada dalam “peruntungan buruk”
serta menuai kekalahan juga tidak mendapatkan dukungan untuk diri mereka
sendiri (Jung, 1954/1959).
·
Anima
Seperti freud, jung
juga percaya bahwa semua manusia secara psikologi bersifat biseksual dan
memiliki sifat sisi maskulin dan feminin seorang pria terbentuk dalam
ketidaksadaran kolektif sebagai arketip dan mentap di kesadaran, untuk dapat
menguasai anima seorang pria harus melampaui batasan intelektualnya, jauh ke
bagian terdalam ketidaksadrannya dan menyadari sisi feminin dari
kepribadiannya.
Proses mendapatkan
animanya meupakan ujian keberanian yang kedua seperti pria pada umumnya, jung
dapat mengenali animanya hanya setelah ia belajar untuk merasa nyaman dengan
bayanganya.
Setiap pria secara
khusus memproyeksikan anima terhadap istri atau kekasihnya dan melihat mereka
tidak seperti adanya mereka, tetapi sebagaimana ketidaksadaran personal dan
kolektif sang pria membentuknya.anima ini dapat menjadi sumber kesalahpahaman
dalam hubungan pria-wanita dan juga merupakan faktor yang bereperan dalam psike
pria tentang seorang wanita yang memikat secara mistis, kualitas penyamaran
anima ini dijabarkan oleh jung (1961) dalam gambarannya mengenai “wanita dari
dalam dirinya” yang berbicara padanya selama perjalanannya menuju ketidaksadaran
ketika ia sedang memikirkan apakah pekerjaan yang sedang dilakukannya ini
adalah sebuah ilmu pengetahuan.
·
Animus
Arketipe maskulin pada
wanita disebut animus. Bila mana merepresentasikan mood dan perasaan yang
irasional, maka animus merupakan simbol dari proses berpikir dan
bernalar.animus mampu memepengaruhi proses berpikir seorang wanita, yang
sebenarnya tidak dimiliki oleh seoang wanita.
Jung percaya bahwa
animus bertanggung jawab dalam proses berpikir dan berpendapat seorang wanita,
sama dengan anima yang ,menghasilkan perasaan dan mood seorang pria.animus juga
merupakan penjelasan mengapa perempuan terkenal dengan proses berpikir yang
irasional dan pendapatnya yang tidak logis.menurut jung ada banyak wanita yang
valid dan objektif. seperti anima, animus
juga muncul dalam bentuk mimpi,penampakan, dan fantasi yang dilebih-lebihkan.
·
Great
mother
Ibu agung (great mother) dan orang tua bijak (the wish old man) adalah dua arketipe
lain yang diturunkan dari aniama dan animus. Setiap orang, baik pria maupun
wanita memiliki arketipe great mother,
Great mother menampilkan dua dorongan yang berlawanan. Pada satu sisi,
dorongan untuk kesuburan dan pengasuhan serta di sisi lain, kekuatan untuk
menghancurkan. Arketipe ini mampu untuk menghasilkan dan mempertahankan sebuah
kehidupan(kesuburan dan pengasuhan), namun ia juga bisa mengambil atau
mengabaikan anak-ankanya(penghancuran).
Daya tarik yang kuat
dari seorang ibu yang dirasakan, baik pada pria maupun wanita, seing kali
muncul meskipun tidak ada hubungan personal di antara mereka. Inilah yang di
anggap jung sebagai bukti adanya arketipe great mother.
Dimensi kesuburandan
pengasuhan dari sebuah arketipe great mother disimbolkan dengan pepohonan,
kebun, kebun bunga, laut, surga, rumah, negara, gereja, dan berbagai objek
kosong, seperti oven dan peralatan
memasukan.
Kesuburan dan kekuatan
dikombinasikan untuk melhirkan sebuah konsep rebirth (kelahiran kembali), yang mungkin merupkan sebuah arketipe
yang berbeda, tetapi hubungannya dengan great mother sudah sangat jelas.
Rebirth dilambangkan dengan sebuah proses yang disebut dengan reinkarnasi,
baptis, kebangkitan, dan individualisasi,atau relisasi diri.
·
Wise
old man
Orang tua yang bijak (wise old man) merupakan sebuah arkatipe
dari kebijaksanaan dan keberatian yang menyimbolkan pengetahuan manusia akan
misteri kehidupan, arketipe orang bijak, hal yang serupa diperlihatkan oleh
penyihir di Wizard of Oz di mana ia merupakan karakter yang sangat mengesankan
dan menarik perhatian walaupun kata-kata yang diucapkannya kadang tidak
memiliki makna.seseorang yand didominasi oleh arketipe jenis ini mungkin akan
memiliki makna. Seseorang yang di dominasi oleh arketipe jenis ini mungkin akan
memiliki banyak pengikut dengan menggunakan berbagai pendapat yang terdengar
menyakinkan, tetapi sesungguhnya tidak berarti karena ketidaksadaran kolektif
tidak dapat mengarahkan kebijakan para individu tertentu.
Di dalam mimpi, arketipe wise old man
muncul dalam bentuk ayah, kakek,guru, filsuf, pembimbing spiritual, dokter,
atau pendeta. Ia akan tampil dalam cerita dongeng sebagai seorang raja,
penasihat yang bijak, atau penyihir yang akan datang menolong tokoh protagonis
dan melalui kekuatan kebijakannya, ia akan membantu tokoh tersebut untuk keluar
dari berbagai kesulitan dalam petualangannya.
·
Pahlawan
Arketipe pahlawan (hero) direpresentasikan dalm mitologi
dan legenda sebagai seseorang yang sangat kuat, bahkan terkadang merupakan
bagian dari tuhan, yang memerangi kejahatan dalam bentuk naga, monster, atau
iblis. Pada akhinya, seorang pahlawan kerap dikalahkan oleh seorang atau
sesuatu yang sepele(jung,1951, 1959b). Sebagai contoh, achilles, seorang tokoh
besar dalam perang trojan (trojan war) terbunuh karena sebuah panah yang
mengancap di bagian tubuh yang merupakan satu-satunya letak kelemahannya, yaitu
di tumitnya.
Asal muasal pahlawan
bermuladari masa awal sejarah manusia hingga timbulnya kesadaran. Ketika
mengalahkan seorang karakter jahat, seorang pahlawan secara simbolis mengatasi
ketidaksadaran pramanusia. Pencapaian dari kesadaran merupakan satu dari sekian
asal-usul pencapaian yang besar dan arketipe mengenai seorang pahlawan yang
memenangi pertempuran merepresentasikan kemenangan dalam mengatasi kegelapan atau
masalah (Jung,1951,1959b).
·
Diri
Jung mempercayai bahwa
setiap orang memiliki kecenderungan untuk bergerak menuju perubahan,
kesempurnaan, dan kelengkapan yang diwarisi. Ia menyebut disposisi bawaan ini
sebagai diri (self). Sebuah arketipe yang paling komperhensif dibandingkan
dengan arketipe lainnya. Diri merupakan arketipe dari banyak arketipe karena
sifatnya yang menarik arketipe jenis lain dan menyatukan kesemuanya dalam
sebuah realisasi diri. Seperti arketipe lainnya, arketipe ini memiliki komponen
kesadaran dan personal, tetapi itu semua sebagian besar dibentuk oleh
gambaran-gambaran ketidaksadaran kolektif.
Sebagai sebuah
arketipe, diri disimbolkan sebagai ide seseorang akan kesempurnaan, keutuhan,
dan kelengkapan. Akan tetapi, simbol yang utuh dari semua itu adalah sebuah mandala yang diperlihatkan sebagai
sebuah lingkaran dalam sebuah persegi, sebuah persegi dalam lingkaran, atau
bentuk konsentris lainnya. Kesemuanya melambangkan adanya ketidaksadaran
kolektif antara kesatuan, keseimbangan, dan keutuhan.
Di lain pihak,
orang-orang dengan kesadaran yang terlalu tinggi kerap kali patologis, dengan
satu sisi kepribadian. Walaupun diri tidak pernah mencapai keseimbangan yang
sempurna, setiap orang dalam ketidaksadaran kolektifnya memiliki sebuah konsep
tentang diri yang sempurna dan terpadu. Mandala
merepresentasikan sebuah diri yang sempurna, susunan arketipe, kesatuan, dan
keutuhan. Oleh karena realisasi diri meliputi keseluruhan dan keutuhan, maka
hal tersebut merepresentasikan simbol yang sama dari kesempurnaan (mandala)
yang mengindikasikan spiritualisme. Dalam ketidaksadaran kolektif, diri muncul
sebagai kepribadian yang ideal, terkadang dalam bentuk Yesus Kristus, Budha,
Khrisna, atau bentuk figur lainnya.
Ringkasnya, diri terdiri atas
kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, dan bahwa hal tersebut menyatukan
elemen-elemen yang saling bertentangan dari psike kekuatan pria-wanita,
kebaikan dan kejahatan, serta terang dan gelap. Elemen-elemen yang saling
bertentangan tersebut biasa direpresentasikan dengan sebuah simbol yin dan yang
di mana diri biasanya disimbolkan dengan mandala. Motif ini berarti kesatuan,
totalitas, dan keteraturan yang merujuk pada realisasi diri. Realisasi diri yang utuh jarang dicapai, tetapi
sebagai kondisi ideal hal tersebut akan eksis di dalam ketidaksadaran kolektif
dalam diri semua orang. Untuk mengaktualisasikan atau mengalami keseluruhan
diri, orang harus dapat mengatasi ketakutan akan ketidaksadaran, melindungi
persona mereka dari kepribadian yang mendominasi, mengenali sisi hitam dari
dirinya sendiri (bayangan mereka), dan bahkan mengumpulkan keberanian untuk
menghadapi anima atau animus.
This entry was posted
on 15.48
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
.