Carl G Jung 1  

Posted by: Unknown


GAMBARAN UMUM PSIKOLOGI ANALITIS
Carl Gustav Jung, mendobrak psikoanalisi ortodoks dan membangun teori kepribadian yang terpisah yang disebut teori psikoanalitis. Teori berasumsi bahwa fenomena yang berhubungan dengan kekuatan gaib atau magis (occult) bisa dan memang berpengaruh pada kehidupan manusia. Jung percaya bahwa setiap dari kita termotivasi bukan hanya oleh pengalaman yang ditekan, melainkan juga oleh pengalaman emosional tertentu yang dipengaruhi oleh para leluhur. Gambaran-gambaran yang diturunkan (inherited image) merupakan sesuatu yang disebut Jung sebagai ketidaksadaran kolektif.
Beberapa elemen dari ketidaksadaran kolektif menjadi sangat berkembang kemudian disebut sebagai arketipe-arketipe (archetypes). Pengertian arketipe yang paling meluas adalah gagasan mengenai realisasi diri (self-realization), yang hanya bisa dicapai dengan adanya keseimbangan antara doronga-dorongan kepribadian yang berlawanan. Kepribadian setiap orang meliputi introver dan ekstrover, rasional dan irasional, laki-laki dan perempuan, kesadaran dan ketidaksadaran, serta didorong oleh kejadian-kejadian di masa lalu yang ditarik oleh harapan-harapan di masa depan.

BIOGRAFI
            Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 juli 1875 di Kesswil, Swiss. Ia merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, namun kakanya hanya berusia 3 hari, dan seorang adik perempuan yang usianya lebih muda 9 tahun dari jung. Dan juga memiliki seorang istri yang bernama Emma Rauschenbach, wanita yang berasalkan dari keluarga swiss yang terpandang, dan memiliki 5 orang anak, yaitu satu putra dan empat orang putri.
            Ayah jung, johanna paul jung, seorang pejabat dalam pembentukan Gerja Swiss ( Swiss Reformed Church ). Ibunya, Emilie Preiswerk Jung, adalah anak dari ahli teologi. Empat paman jung dari pihak ayah, dan dua dari pihak ibu adalah pastor. Jadi, aspek agama dan medis berpengaruh dalam keluarga ini.
            Selama bersekolah, Jung secara bertahap menyadari adanya dua aspek yang terpisah dari dirinya. Ia menyebut kedua aspek ini sebagai kepribadian No. 1 dan No. 2. Awalnya, ia melihat kedua kepribadian ini sebagai bagian dari dunia pribadinya. Akan tetapi, ketika dewasa, Jung menyadari bahwa kepribadian No. 2 merupaka refleksi dari sesuatu lain selain dirinya--seorang laki-laki tua lama setelah kematiannya. Jung menulis buku berjudul Memories, Dreams, Reflection, jung (1961)
            Di usia 16-19  tahun, teori kepribadian yang dikemukakannya mengenai kepribadian No. 1 tampil lebih dominan dan secara bertahap "menekan dunia perasaan intuitif" (repressed the world of intuitive premonitions). Pada teori Jung mengenai sikap, teori kepribadian No. 1 adalah orang dengan kepribadian ekstrover danb bisa menerima dunianya secara objektif. Sedangkan No. 2 adalah orang yang introver dan melihat dunianya secara subjektif.
            Pada tahun 1906, jung dan mulai berkorespondensi. Sehingga pertemanan mereka menghasilkan Freud menunjuk Jung sebagai ketua International Psychoanalytic Association yang pertama.
            Jung dan Freud pergi ke amerika serikat karena mendapatkan undangan dari G. Stanley Hall, presiden Universitas Clark, juga sebagai psikolog pertama di Amerika Serikat untuk menyampaikan serangkaian kuliah di Universitas Clark, Worcester, Massachusetts. Namun seiring dengan berjalannya waktu, hubungan personal mereka terpecah karena berbeda pendapat yang mereka temukan selama di Amerika Serikat. Tidak lama setelah kepulangan merka dari Amerika Serikat, perbedaan personal dan teoretis diantara mereka semakin terasa seiring dengan mendinginnya hubungan diantara mereka. Pada tahun 1931, mereka menghentikan korespondensi mereka. Pada tahun selanjutnya, Jung mengundurka diri dari jabatan ketua International Psychoanalytic Association dan menarik semua pengikutnya dari Asosiasi tersebut.
            Tahun-tahun setelah perpecahannya dengan Freud, Jung dipenuhi rasa kesepian dan analisis pribadi. Pada desember 1913 sampai 1917, ia mengalami pengalaman yang paling kuat dan berbahaya, yaitu perjalanan yang mendalam menuju psike (psyche) ketidak sadarannya sendiri. Namun, pengalaman ini membuat Jung dapat menciptakan teori kepribadian yang unik dengan memaksa dirinya melalui perjalanan ke bawah sadarnya dan melakukan interpretasi mimpi serta imajinasi aktif.
            Pada tahun 1944, Jung mengajar psikologi kedokkteran di Universitas Basel. Akan tetapi, karena kesehatannya memburuk, ia harus mengundurkan diri di tahun berikutnya. Setelah kematian istrinya di tahun 1955, ia banyak menghabiskan waktu sendirian sebagai "pria bijak dari küsnacht". Setelah ia meninggal, reputasi Jung sudah mendunia, tidak hanya bidang psikologi, tetapi juga bidang filsafat, agama, dan kebudayaan populer. Dan sampai akhir hayat nya, ia masih merupakan warga negara swiss yang berkarya di küsnacht.

TINGKATAN PSIKE
Jung mendasarkan teori kepribadiannya pada asumsi bahwa pikiran atau psike (psyche), mempunyai level kesadaran dan ketidaksadaran. Jung menekankan bahwa bagian yang paling pentng dari labirin ketidaksadaran seseorang bukan berasal dari pengalaman personal, melainkan dari keberadaan manusia di masa lalu. Konsep ini yang disebut Jung sebaga ketidaksadaran kolektif. Poin pentirng dari teori Jung adalah kesadaran dan ketidaksadaran personal.
1.      Kesadaran
Menurut Jung, bayangan mengenai kesadaran (conscious) merupakan hal yang dapat dirasakan oleh ego, sementara elemen ketidaksadaran tidak ada kaitannya dengan ego.  Jung melihat ego sebagai pusat kesadaran, tetapi bukan merupakan inti (core) dari kesadaran itu sendiri. Ego bukan keseluruhan dari kepribadian dan harus dipenuhi dengan diri (self). Diri inilah yang merupakan pusat dari kepribadian yang kebanyakan di antaranya berupa ketidaksadaran diri. Psikologi Analitis yang dikemukakan oleh Jung lebih menenkankan pada penjelajahan kesadaran psike seseorang yang menyebabkan ketidakseimbangan psikologis. Individu yang sehat adalah individu yang dapat berhubungan dengan dunia kesadarannya dan dapat mengalami ketidaksadaran diri kemudia mencapai individuasi.

2.      Ketidaksadaran Personal
Ketidaksadaran personal (personal unconscious) merangkum seluruh pengalaman yang terlupakan, ditekan, atau dipersepsikan secara subliminal pada seseorang. Ketidaksadaran tersebut mengandung ingatan dan impuls masa silam, kejadian yang terlupakan, serta berbagai pengalaman yang disimpan dalam alam bawah sadar. Ketidaksadaran kita dibentuk oleh pengalaman individual.
Ketidaksadaran personal ini disebut dengan kompleks. Sebuah kompleks merupakan akumulasi dari kumpulan gagasan yang diwarnai dengan perasaaan. Sebagai contoh, pengalaman seseorang dengan ibunya akan terkumpulmenjadi sebuah pusat emosi sehingga kata “Ibu” akan memicu respon emosi yang dapat memblokir laju pemkirannya. Kompleks secara umum dapat dikategorikan sebagai suatu yang personal, namun kompleks dapat pula diturunkan dari pengalaman kolektif kemanusiaan seseorang. Pada contoh ini, mother complex tidak hanya berasal dari hubungan personal dengan ibunya, tetap juga dipicu oleh pengalaman seluruh spesies dengan ibunya dan sebagian dibentuk oleh gambaran seseorang terhadap ibunya.

3.      Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif (collective unconscious) sudah mengakar dari masa lalu leluhur seluruh spesies. Pengalaman nenek moyang terdahulu dengan konsep universal seperti Tuhan, Ibu, Bumi, dan lainnya yang telah ditransmisikan dalam beberapa generasi sehinngga orang berada dalam suatu kondisi dan waktu dipengaruhi oleh pengalaman primordial primitive nenek moyangnya (Jung, 1937/1959). Dengan demikian, isi dari ketidaksadaran kolektif adalah kurang lebih sama pada seluruh budaya di dunia ini (Jung, 1934/1959).
Isi dari ketidaksadaran kolektif ini memengaruhi pikiran, emosi, dan tindakan seseorang. Ketidaksadaran kolektif bertanggung jawab terhadap kepercayaan terhadap agama, mitos, serta legenda. Hal tersebut memunculkan “impian besar”, yaitu mimpi yang memiliki arti di luar jangkauan impian seseorang dan dipenuhi dengan kepentingan manusia pada setiap waktu dan tempat (Jung, 1948/1960b).
Ketidaksadaran kolektif tidak merujuk pad aide yang diturunkan tetapi lebih kepada kecenderungan kuat manusia untuk bereaksi dengan cara tertentu pada saat pengalaman mereka menstimulasikan kecenderungan turunana secara biologis. Sebagai contoh, seorang ibu muda akan merasakan secara langsung cinta dan saying terhadap anakanya yang baru lahir walaupun sebelumnya ia pernah merasakan perasaan negatif atau biasa saja terhadap bayi semasa kandungan. Kecenderungan untuk merespons ini merupakan bagian dari potensi diri seorang wanita. Manusia seperti halnya hewan, datang ke dunia ini dengan sifat turunan yang telah ditentukan sebelumnya untuk dapat beraksi dan bereaksi dengan cara tertentu jika pengalamannya menyentuh sisi biologisnya ini. Sebagai contoh, seorang pria yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang wanita mungkin akan sangat terkejut dengan perasaannya sendiri. Meskipun tidak seperti wanita ideal yang ada dalam kesadarannya namun tetap saja ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya tertarik pada wanita itu. Jung mengatakan bahwa ketidaksadaran kolektif pria itu yang mengandung impresi-impresi biologis pada seorang wanita yang kemudian berperan ketika pria ini melihat wanita yang dicintainya.
Jung mengatakan bahwa manusia mempunyai kecenderungan yang diturunkan dan jumlahnya sama dengan situasi tipikal dalam kehidupan manusia. Pada mulanya, manusia “terbentuk tanpa isi, mewakili kemungkinan adanya tipe persepsi atau tindakan tertentu” (Jung, 1937/1959, hlm.48).

4.      Arketipe
Arketipe (archetype) adalah bayangan-bayangan leluhur atau arkaik (archaic) yang datang dari ketidaksadaran kolektif. Arketipe sama dengan kompleks karena mereka merupakan kumpulan bayangan-bayangan yang diasosiasikan dan diwarnai dengan sangat kuat oleh perasaan. Perbedaan kompleks dengan arketipe adalah kompleks merupakan komponen ketidaksadaran personal yang individuasi, sedangkan arketipe merupakan konsep yang umum dan muncul dari isi ketidaksadaran kolektif.
Arketipe harus dibedakan dari insting, jung (1948/1960a) mendefinisikan insting sebagai ketidaksadaran impuls fisik pada tindakan, sedangkan arketipe adalah pasangan psikis dari sebuah insting. Arketipe dan insting dibentul secara tidak sadar dan keduanya berperan dalam membentuk kepribadian.
Arketipe itu sendiri tidak dapat muncul sendiri, tetapi ketika aktif muncul dalam beberapa bentuk, kebanyakan muncul dalam bentuk mimpi, fantasi, dan delusi. Selama pertengahan kehidupannya, Jung mengalami banyak mimpi arketipe dan fantasi. Ia sering kali memunculkan fantasinya dengan membayangkan dirinya menuju luar semester (cosmic abbys) yang sangat dalam. Pada saat tersebut, ia dapat merasakan bayangan dan mimpinya,. Kemudian, ketika ia mulai memahami bahwa bayangan mimpi dan bentuk fantasinya adalah arketipe, pengalaman-pengalaman ini menjadi sangat bermakna dan sama sekali baru (Jung, 1961).
Mimpi merupakan sumber utama material arketipe. Beberapa mimpi diajukan Jung sebagai bukti dari keberadaan arketipe. Jung percaya bahwa halusinasi pada pasien psikotik juga merupakan bukti dari arketipe universal (Bair, 2003).
Jung membedakan ketidaksadaran kolektif menjadi dorongan otonomi yang disebut arketipe, masing-masing dengan kehidupan dan kepribadiannya. Meskipun banyak arketipe yang muncul dalam bayangan yang lazim, namun hanya sebagian yang sampai pada titik di mana bayangan itu bisa dikonseptualisasikan. Hal yang menjadi catatan penting dari konsep yang diajukan Jung adalah persona, bayangan, anima, animus, ibu agung (great mother), orang tua bijak (wise old man), pahlawan (hero), dan diri (self).

·         Persona
Persona adalah sisi kepribadian yang ditunjukkan orang kepada dunia. Jung percaya bahwa setiap manusia teribat dalam peranan tertentu yang dituntut ole social. Misalnya, seorang fisikawan diharapkan untuk untuk mengadopsi karakteristik dari “beside manner”, seorang politikus diharapkan menampilkan muka penuh keyakinan untuk memenangkan kepercayaan dan suara masyarakat, serta seorang aktor diharapkan memamerkan gaya hidupnya sesuai dengan keinginan publik (Jung, 1950/1959).
Jika kita terlalu dekat dengan persona, maka kita akan membangun ketidaksadaran mengenai individualitas dan dibatasi dalam proses mencapai realisasi diri. Benar bahwa kita harus diterima oleh masyarakat, tetapijika kita terlalu indentik dengan persona, amaka kita akan kehilangan sentuhan inner self dan cenderung untuk memenuhi harapan sosial. Agar menjadi sehat secara psikologis, Jung percaya bahwa kita harus bisa memepertahankan bahwa kita harus bisa mempertahankan keseimbangan antara harapan sosial dengan bagaimana kepribadian kita sebenarnya. Agar kita dapat melupakan persona seseorang adalah dengan cara mengurangi tingkat kepentingan harapan sosial, tetapi untuk tidak menyadari individuaalitas terdalam seseorang adalah dengan menjadi boneka masyarakrat (Jung, 1950/1959).

·         Bayangan
Bayangan (shadow) merupakan arketipe dari kegelapan dan represi menampilkan kualitas-kualitas yang tidak kita akui keberadaannya serta berusaha disembunyikan dari diri kita sendiri dan orang lain. Bayngan mengadung kecenderungan keberatan moral sama dengan sejumlah kualitas konstruktif dan kreatif yang juga tidak ingin kita hadapi (Jung 1951/1959a).
Jung bersikeras bahwa sepenuhnya kita harus bertahan secara berkelanjutan untuk mengetahui bayangan kita dan ini merupakan pencarian dari ujian keberanian yang pertama. Lebih mudah memproyeksikan sisi gelap kepribadian kita pada orang lain, dengan melihat kejelekan dan sifat jahat pada orang lain yang tidak ingin kita lihat pada diri sendiri. Untuk dapat menguasai kegelapan dalam diri kita adalah dengan mencapai “realisasi bayangan”. Orang yang tidak ernah menyadari bayangannya, tidak mempunyai kekuasaan dan mengarah pada kehidupan tragis dan secara terus-menerus berada dalam “peruntungan buruk” serta menuai kekalahan juga tidak mendapatkan dukungan untuk diri mereka sendiri (Jung, 1954/1959).

·         Anima
Seperti freud, jung juga percaya bahwa semua manusia secara psikologi bersifat biseksual dan memiliki sifat sisi maskulin dan feminin seorang pria terbentuk dalam ketidaksadaran kolektif sebagai arketip dan mentap di kesadaran, untuk dapat menguasai anima seorang pria harus melampaui batasan intelektualnya, jauh ke bagian terdalam ketidaksadrannya dan menyadari sisi feminin dari kepribadiannya.
Proses mendapatkan animanya meupakan ujian keberanian yang kedua seperti pria pada umumnya, jung dapat mengenali animanya hanya setelah ia belajar untuk merasa nyaman dengan bayanganya.
Setiap pria secara khusus memproyeksikan anima terhadap istri atau kekasihnya dan melihat mereka tidak seperti adanya mereka, tetapi sebagaimana ketidaksadaran personal dan kolektif sang pria membentuknya.anima ini dapat menjadi sumber kesalahpahaman dalam hubungan pria-wanita dan juga merupakan faktor yang bereperan dalam psike pria tentang seorang wanita yang memikat secara mistis, kualitas penyamaran anima ini dijabarkan oleh jung (1961) dalam gambarannya mengenai “wanita dari dalam dirinya” yang berbicara padanya selama perjalanannya menuju ketidaksadaran ketika ia sedang memikirkan apakah pekerjaan yang sedang dilakukannya ini adalah sebuah ilmu pengetahuan.

·         Animus
Arketipe maskulin pada wanita disebut animus. Bila mana merepresentasikan mood dan perasaan yang irasional, maka animus merupakan simbol dari proses berpikir dan bernalar.animus mampu memepengaruhi proses berpikir seorang wanita, yang sebenarnya tidak dimiliki oleh seoang wanita.
Jung percaya bahwa animus bertanggung jawab dalam proses berpikir dan berpendapat seorang wanita, sama dengan anima yang ,menghasilkan perasaan dan mood seorang pria.animus juga merupakan penjelasan mengapa perempuan terkenal dengan proses berpikir yang irasional dan pendapatnya yang tidak logis.menurut jung ada banyak wanita yang valid dan objektif. seperti anima,  animus juga muncul dalam bentuk mimpi,penampakan, dan fantasi yang dilebih-lebihkan.

·         Great mother
Ibu agung (great mother) dan orang tua bijak (the wish old man) adalah dua arketipe lain yang diturunkan dari aniama dan animus. Setiap orang, baik pria maupun wanita memiliki arketipe great mother,  Great mother menampilkan dua dorongan yang berlawanan. Pada satu sisi, dorongan untuk kesuburan dan pengasuhan serta di sisi lain, kekuatan untuk menghancurkan. Arketipe ini mampu untuk menghasilkan dan mempertahankan sebuah kehidupan(kesuburan dan pengasuhan), namun ia juga bisa mengambil atau mengabaikan anak-ankanya(penghancuran).
Daya tarik yang kuat dari seorang ibu yang dirasakan, baik pada pria maupun wanita, seing kali muncul meskipun tidak ada hubungan personal di antara mereka. Inilah yang di anggap jung sebagai bukti adanya arketipe great mother.
Dimensi kesuburandan pengasuhan dari sebuah arketipe great mother disimbolkan dengan pepohonan, kebun, kebun bunga, laut, surga, rumah, negara, gereja, dan berbagai objek kosong, seperti  oven dan peralatan memasukan.
Kesuburan dan kekuatan dikombinasikan untuk melhirkan sebuah konsep rebirth (kelahiran kembali), yang mungkin merupkan sebuah arketipe yang berbeda, tetapi hubungannya dengan great mother sudah sangat jelas. Rebirth dilambangkan dengan sebuah proses yang disebut dengan reinkarnasi, baptis, kebangkitan, dan individualisasi,atau relisasi diri.

·         Wise old man
Orang tua yang bijak (wise old man) merupakan sebuah arkatipe dari kebijaksanaan dan keberatian yang menyimbolkan pengetahuan manusia akan misteri kehidupan, arketipe orang bijak, hal yang serupa diperlihatkan oleh penyihir di Wizard of Oz di mana ia merupakan karakter yang sangat mengesankan dan menarik perhatian walaupun kata-kata yang diucapkannya kadang tidak memiliki makna.seseorang yand didominasi oleh arketipe jenis ini mungkin akan memiliki makna. Seseorang yang di dominasi oleh arketipe jenis ini mungkin akan memiliki banyak pengikut dengan menggunakan berbagai pendapat yang terdengar menyakinkan, tetapi sesungguhnya tidak berarti karena ketidaksadaran kolektif tidak dapat mengarahkan kebijakan para individu tertentu.
Di dalam mimpi, arketipe wise old man muncul dalam bentuk ayah, kakek,guru, filsuf, pembimbing spiritual, dokter, atau pendeta. Ia akan tampil dalam cerita dongeng sebagai seorang raja, penasihat yang bijak, atau penyihir yang akan datang menolong tokoh protagonis dan melalui kekuatan kebijakannya, ia akan membantu tokoh tersebut untuk keluar dari berbagai kesulitan dalam petualangannya.

·         Pahlawan
Arketipe pahlawan (hero) direpresentasikan dalm mitologi dan legenda sebagai seseorang yang sangat kuat, bahkan terkadang merupakan bagian dari tuhan, yang memerangi kejahatan dalam bentuk naga, monster, atau iblis. Pada akhinya, seorang pahlawan kerap dikalahkan oleh seorang atau sesuatu yang sepele(jung,1951, 1959b). Sebagai contoh, achilles, seorang tokoh besar dalam perang trojan (trojan war) terbunuh karena sebuah panah yang mengancap di bagian tubuh yang merupakan satu-satunya letak kelemahannya, yaitu di tumitnya.
Asal muasal pahlawan bermuladari masa awal sejarah manusia hingga timbulnya kesadaran. Ketika mengalahkan seorang karakter jahat, seorang pahlawan secara simbolis mengatasi ketidaksadaran pramanusia. Pencapaian dari kesadaran merupakan satu dari sekian asal-usul pencapaian yang besar dan arketipe mengenai seorang pahlawan yang memenangi pertempuran merepresentasikan kemenangan dalam mengatasi kegelapan atau masalah (Jung,1951,1959b).

·         Diri
Jung mempercayai bahwa setiap orang memiliki kecenderungan untuk bergerak menuju perubahan, kesempurnaan, dan kelengkapan yang diwarisi. Ia menyebut disposisi bawaan ini sebagai diri (self). Sebuah arketipe yang paling komperhensif dibandingkan dengan arketipe lainnya. Diri merupakan arketipe dari banyak arketipe karena sifatnya yang menarik arketipe jenis lain dan menyatukan kesemuanya dalam sebuah realisasi diri. Seperti arketipe lainnya, arketipe ini memiliki komponen kesadaran dan personal, tetapi itu semua sebagian besar dibentuk oleh gambaran-gambaran ketidaksadaran kolektif.
Sebagai sebuah arketipe, diri disimbolkan sebagai ide seseorang akan kesempurnaan, keutuhan, dan kelengkapan. Akan tetapi, simbol yang utuh dari semua itu adalah sebuah mandala yang diperlihatkan sebagai sebuah lingkaran dalam sebuah persegi, sebuah persegi dalam lingkaran, atau bentuk konsentris lainnya. Kesemuanya melambangkan adanya ketidaksadaran kolektif antara kesatuan, keseimbangan, dan keutuhan.
Di lain pihak, orang-orang dengan kesadaran yang terlalu tinggi kerap kali patologis, dengan satu sisi kepribadian. Walaupun diri tidak pernah mencapai keseimbangan yang sempurna, setiap orang dalam ketidaksadaran kolektifnya memiliki sebuah konsep tentang diri yang sempurna dan terpadu. Mandala merepresentasikan sebuah diri yang sempurna, susunan arketipe, kesatuan, dan keutuhan. Oleh karena realisasi diri meliputi keseluruhan dan keutuhan, maka hal tersebut merepresentasikan simbol yang sama dari kesempurnaan (mandala) yang mengindikasikan spiritualisme. Dalam ketidaksadaran kolektif, diri muncul sebagai kepribadian yang ideal, terkadang dalam bentuk Yesus Kristus, Budha, Khrisna, atau bentuk figur lainnya.
Ringkasnya, diri terdiri atas kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, dan bahwa hal tersebut menyatukan elemen-elemen yang saling bertentangan dari psike kekuatan pria-wanita, kebaikan dan kejahatan, serta terang dan gelap. Elemen-elemen yang saling bertentangan tersebut biasa direpresentasikan dengan sebuah simbol yin dan yang di mana diri biasanya disimbolkan dengan mandala. Motif ini berarti kesatuan, totalitas, dan keteraturan yang merujuk pada realisasi diri. Realisasi diri yang utuh jarang dicapai, tetapi sebagai kondisi ideal hal tersebut akan eksis di dalam ketidaksadaran kolektif dalam diri semua orang. Untuk mengaktualisasikan atau mengalami keseluruhan diri, orang harus dapat mengatasi ketakutan akan ketidaksadaran, melindungi persona mereka dari kepribadian yang mendominasi, mengenali sisi hitam dari dirinya sendiri (bayangan mereka), dan bahkan mengumpulkan keberanian untuk menghadapi anima atau animus.

This entry was posted on 15.48 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the .

0 komentar

Posting Komentar