Psikologi Konsumen 2
Posted
PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam
proses pengambilan keputusan untuk membeli, konsumen dipengaruhi, selain oleh
faktor-faktor dalam dirinya dan jenis produk yang ditawarkan kepadanya, juga
oleh faktor-faktor lain dari lingkungannya yaitu kebudayaan, keluarga, status
sosial, kelompok acuannya. Pengambilan keputusan konsumen-konsumen makin
menjadi ekstensif dan majemuk dengan meningkatnya keterlibatan dalam membeli.
Tingkat terendah dari keterlibatan meembeli diwakili oleh keoutusan-keputusan
yang diambil berdasarkan kebiasaan suatu masalah dikenali ingatan jangka
panjang memberikan merek yang disenangi, merek tersebut dibeli dan hanya
terjadi penilaian pasca-pembelian yang terbatas. Misalnya sabun mandi habis
(pengenalan masalah), ingat akan merek-merek tertentu sabun mandi (pencarian
informasi), ingat merek tertentu lebih dapat dinikmati sehingga memilih merek
tersebut (penilaian dan seleksi), pergi ke toko “W” untuk beli (seleksi saluran
distribusi dan pelaksanaan keputusan), sabun mandi digunakan dan timbul rasa
kepuasan (proses pasca-pembelian yang terbatas).
Dalam pengambilan keputusan yang lebih ekstensif, maka
pencarian informasi menjadi lebih lama dan luas, penilaian alternatif menjadi
lebih luas dan majemuk dan evaluasi pasca-pembelian menjadi lebih teliti dan
mendalam. Berikut secara singkat ulasan tentang setiap tahap dalam proses
pengambilan keputusan konsumen.
1. Pengenalan Masalah (Problem
Recognition)
Proses
pengambilan keputusan konsumen mulai dengan mengenali adanya masalah. Mengenali
adanya masalah merupakan langkah penting dalam proses pengambilan keputusan
konsumen. Masalah konsumen ialah perbedaan antara keadaan yang ada (apa yang
dipersepsikan oleh konsumen sebagai yang telah ada sekarang) dengan satu
keadaan yang diinginkan (apa yang diinginkan oleh konsumen). Keadaan yang
diinginkan dan keadaan yang ada, kedua-duanya dipengaruhi oleh gaya hidup
konsumen dan situasi yang berlangsung sekarang. Jika perbedaan antara kedua
keadaan dirasakan sebagai cukup besar dan penting, maka konsumen mulai mencari
jawaban terhadap masalahnya.
Sejumlah
faktor dapat mempengaruhi pengenalan masalah. Keadaan yang diinginkan biasanya
dipengaruhi oleh : kebudayaan / golongan sosial, kelompok-kelompok acuan,
cirri-ciri keluarga, status / harapan financial, keputusan-keputusan yang
diambil sebelumnya, perkembangan individual, situasi-situasi yang berlangsung
sekarang.
a. Kebudayaan / golongan sosial, misalnya
pakaian (dengan warna mencolok atau tidak dan seksi atau sopan), perumahan
(layak sesuai dengan status sosialnya), makanan (masakan jawa, sunda, cina,
eropa), transportasi (yang dianggap layak sesuai dengan status sosial) yang
diinginkan.
b. Kelompok-kelompok acuan. Perubahan dalam
kelompok-kelompok acuan dapat mengubah gaya hidup dari konsumen yang sebalikny
akan bepengaruh pada hal-hal yang diinginkan. Misalnya seseorang yang baru
lulus sarjana dan masuk bekerja. Perbedaan yang jelas dalam pakaian dan
perilaku cepat mempengaruhi karyawan baru sewaktu ia menyadari
perbedaan-perbedaan antara gaya hidup kelompok-kelompok acuan sebelumnya dan
gaya hidup yang diperlihatkan oleh kelompok acuab yang baru. Perbedaan ini
menciptakan masalah yang dikenali dan harus diatasi oleh karyawan baru agar
dapat menyesuaikan diri dengan standar yang implicit dan eksplisit dari
kelompok acuannya yang baru. Sebagai karyawan baru misalnya ia memerlukan
pakaian, sepatu, yang berbeda.
c. Ciri-ciri
keluarga seperti jumlah dan umur anak-anak menentukan banyak keinginan
konsumen.perubahan dalam ciri-ciri keluarga menghasilkan perubahan dalam gaya
hidup dan perubahan yang dramatis pada keinginan-keinginan konsumen. Setelah
pernikahan terjadi perubahan substansial dalam keadaan yang diinginkan untuk
perumahan, perabot rumah tangga, kegiatan waktu luang dan sejumlah produk
lainnya. Lahirnya anak juga mengubah kebutuhan, sikap dan gaya hidup konsumen
sedemikiam rupa sehingga konsumen menginginkan perubahan. Misalnya kebutuhan
akan rasa aman finansial. Kebutuhan dapat dipenuhi dengan usaha mendapat
kenaikan dalam penghasilan atau hidup lebih hemat, usaha yang akan mempengaruhi
gaya hidup dan perilakunya sebagai konsumen.
d. Status
/ harapan finansial. Perubahan dalam status finansial / harapan finansial dapat
juga mempengaruhi keadaan yang diinginkan konsumen. Kenaikan gaji, warisan, atau
antisipasi dari hal ini semua dapat menyebabkan konsumen menghubah keinginannya
sedemikan rupa sehingga keadaan yang ada menjadi kurang memuaskan.
e. Keputusan-keputusan sebelumnya
mempengaruhipengenalan masalah. Pembelian satu mobil atau satu rumah dapat memacu
pengenalan kebutuhan untuk membeli asuransi. Keputusan-keputusan sebelumnya
juga dapat menimbulkan kebutuhan untuk mencoba produk yang lain. Kebutuhan
untuk membeli produk dengan merek lain bisa timbul karena keinginan mencoba
yang baru, meskipin puas dengan produk yang sekarang.
f. Perkembangan individual dapat
mempengaruhi keadaan yang diinginkan. Memang sulit untuk memisahkan
perkembangan individual dari perubahan-perubahan yang berkaitandengan kelompok
acuan, daur hidup kelaurga dan sebagainya.
g. Situasi
perorangan yang berlangsung sekarang mempengaruhi kondisi yang diinginkan.
Seseorang yang memiliki waktu terbatas menginginkan pelayanan yang cepat,
sedangkan seseorang dengan waktu yang banyak mungkin lebih senang dengan
pelayanan yang ramah.
Keadaan yang ada dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut :
a. Keputusan-keputusan yang lalu menentukan
perangkat yang ada dari jawaban-jawaban masalah. Stau keputusan untuk menyewa
rumah atau membeli rumah mempunyai akibatnya dalam hal pemilikan pada saat ini.
b. Kehabisan/kekuranga yang wajar adalah
sebab dari masalah-masalah rutin sehari-sehari seperti bahan makanan yang sudah
habis dimakan, keperluan rumah tangga (sabun,obat, sikat gigi, dan sebagainya)
yang sudah habis digunakan.
c. Ketidakpuasan dengan jawaban-jawaban yang
ada pada keadaan sekarang merupakan hasil dari unjuk-kerja ekspresif atau
kedua-duanya. Unjuk-kerja instrumental mengacu pada unjuk-kerja fisik pada
produk. Sedangkan unjuk-kerja ekspresif mengacu pada dimensi psikologikal dari
produk.
d. Perkembangan individual dapat mengubah
presepsi kita tentang keadaan yang ada sekarang. Terutama dalam kegiatan dengan
pertumbuhan badan kita. Pakaian menjadi terlalu kecil, sempit. Dengan
meningkatnya umur diperlukan alat penglihatan tambahan (kacamata), alat
pendengar tambahan.
e. Dengan bertambahnya perhatian pemerintah
untuk kesejahteraan konsumen, kelompok konsumen dan badan-badan pemerintahan
mislanya Lembaga Konsumen Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup, posyandu, BKKBN
berusaha untuk menimbulkan pengenalan masalah khusus pada konsumen.
f. Tersedianya
produk-produk merupakan faktor terakhir yang berpengaruh pada keadaan yang
sekaran. Tidak adanya produk-produk tertentu, kurangnya kesadaran tentang
produk-poduk atau merek-merek atau ketidakmampuan memperoleh produk tertentu
mempengaruhi keadaan yang ada sekarang.
2. Pencarian Informasi
Langkah
kedua dalam proses pengambilan keputusan konsumen ialah pencarian informasi.
Kosumen dapat melakukan pencarian informasi yang ekstensif internal dan
eksternal., pencarian internal dan eksternal yang terbatas, atau hanya
pencarian internal. Informasi dapat dicari tentang :
a. Kriteria
penilaian sesuai untuk pemecahan masalah, misalnya anda sebagai hadia mendapat
cukup uang untuk membeli komputer pribadi. Anda menentukan kriteria yang harus dipenuhi
komputer yang akan dibeli, misalnya harus mudah dioperasikan.
b. Adanya berbagai macam alternative
pemecahan. Setelah berhasil menyusun perangkat kriteria penilaian, dicari
sebagai alternatif yang dapat memnuhi kriteria penilaian. P=dalam proses pencarian
ini timbul berbagai merek produk.
c. Unjuk-kerja dari setiap pemecahan
alternative terhadap setiap criteria evaluasi melupakan langkah akhir .
komputer dengan merek yang berbeda mulai dinilai berdasarkan perangkat
kiriteria penilaian yang telah disusun.
3. Penilaian dan Seleksi dari Alternatif
Selama
dan setelah konsumen mengumpulkan informasi tentang jawabn-jawaban alternatif terhadap sesuatu maslah yang dikenali,
maka merekan menilai alternatif-alternatif dan menyeleksi tindakan yang
tampaknya paling baik memecahkan masalahnya.
Kriteria
penilaian adalah berbagai cirri yang dicari konsumen sebagai jawaban terhadap
satu masalah. Mereka adalah ciri-ciri yang digunakan konsumen untuk
membandingkan merek-merek yang berbeda ditinjau dari masalah khusus mereka. Jumlah,
jenis dan pentingnya kriteria penilaian yang digunakan berbeda dari konsumen
yang satu ke konsumen yang lainnya dan berbeda untuk kategori produk yang berbeda-beda. Perlu diketahuai
criteria apa yang digunakan oleh kelompok-kelompok sasaran.
Jika
konsumen menilai berbagai merek berdasarkan beberapa criteria penilaian, mereka
harus memiliki metode tertentu untuk memilih satu merek dari merek-merek lain
yang dinilai. Ada atauran-aturan keputusan yang mereka gunakan. Aturan
keputunsan merinci bagaimana konsumen membandingkan dua atau lebih merek. Ada lima aturan keputusan yang pada umumnya
digunakan, yaitu :
a. Konjunktif (conjunctive), produk harus memenuhi nilai minimal dari seluruh
penilaian, misalnya criteria penilaiannya untuk kopi adalah mutu, harga dan
aroma. Setriap merek kopi dinilai berdasarkan criteria penilaian tersebut dan
harus memenuhi milai minimal. Jika untuk salah satu criteria merek tersebut
tidak memenuhi kriteri minimal makan merek tersebut tidak akan dipilih.
b. Disjunktif (disjunctive), produk harus memenuhi nilai minimal yang cukup tinggi
untuk salah satu criteria dari criteria penilaian yang digunakan, misalnya
merek kopi memenuhi nilai minimal untuk criteria mutu.
c. Eliminasi
berdasarkan aspek (elimination by aspect). Produk harus memenuhi semua criteria
yang digunakan pada tingkat yang dapat diterima.
d. Leksikografis
(lexicografis), criteria penilaian
disusun berdasarkan prioritas kepentingannya, dari kriteria yang terpenting ke
kriteria yang paling kurang penting. Misalnya untuk kopi prioritas criteria
pertama mutu, kedua aroma dan ketiga harga. kopi merek “K” dinilai kurang
mutunya, merek kopi tidak mempertimbangkan lagi. Kopi merek “KA” dinilai
mutunya baik, kemudian dinilai aromannya , jika dinai memuaskan., akhirnya
dinilai harganya. Jika memuaskan juga, maka kopi merek “KA” akan dicadangkan
untuk dibeli.
e. Kompensatoris
(compensatory), criteria penilaian
memiliki nilai penting yang berbeda-beda. Produk dapat rendah nilainya untuk
criteria yang satu., tetapi dapat meperoleh nilai tinggi pada criteria lain.
4. Seleksi Saluran Distribusi dan Pelaksanaan Keputusan
Kebanyakan
produk konsumen diperoleh melalui salah satu bentuk saluran distribusi arau
penyalur eceran. Dengan demikian konsumen juga harus menyeleksi saluran
distribusi sebagaimana mereka harus menyeleksi produk. Keputusan untuk ini
dapat dilakukan dengan 3 cara : secara simultan bersama-sama, produk dulu
penyalur kemudian, penyalur dulu produk kemudian.
Jenis
konsumen yang berbeda memberikan nilai yang berbeda lepada ciri-ciri toko.
Konsumen dari golongan sosial rendah memiliki kesukaan toko yang berbeda dengan
konsumen golongan sosial menengah untuk kategori produk tertentu. Konsumen dari
golongan sosial menengah akan lebih senang beli daging dipasar swalayan
daripada dipasar.
5.
Proses
Pasca Pembelian
Setelah
melakukan pembelian, beberapa konsumen mengalami kesangsian atau kecemasan
tentang kebijakan pembeliannya. Gejala ini dikenal sebagai pertentangan
pasa-pembelian (postpurchase dissonance). Pada umumnya terjadi antar individu-individu
dengan kecenderungan mengalami kecemasan, setelah satu pembelian yang tidak
dapat ditiadakan, jika penting bagi konsumen dan jika melibatkan pilihan yang
sulit antara dua atau lebih alternatif. Perusahaan sering memanfaatkan fakta
bahwa konsumen mancari penguat sesudah pembelian penting sebagai dasar dalam
iklan untuk meyakinkan mereka bahwa mereka telah membuat pilihat yang tepat.
Kebanyakan
pembelian diikuti dengan penggunaan produk. Penggunaan produk mungkin saja
tidak oleh pembelinya, tetapi oleh orang lain. Perlu diketahui sejauh mana
prodik yang dibeli dirasakan kegunaannya sesuai dengan yang diharapkan. Pemantauan terhadap penggunaan
produk dapat juga menunjukkan penggunan baru bagi produk-produk yang ada,
perubahan-perubahan produk yang diperlukan, tema iklan yang sesuai, dan
peluang-peluang untuk produk baru.
Pertentangan
pasca-pembelian, penggunaan produk, dan disposisi merupakan pengaruh-pengaruh
potensial pada proses pembelian. Pada dasarnya, konsumen mengembangkan
harapan-harapan tertentu tentang kemampuan dari produk untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan instrumental dan simbolikal. Jika produk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ini, hasilnya ialah kepuasan. Jika harapan tidak dipenuhi
maka hasilnya ketidakpuasan.
This entry was posted
on 15.44
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
.